27.5 C
Semarang
Rabu, 29 Oktober 2025

Pupuk Indonesia Dorong Serapan Pupuk Bersubsidi Jelang Akhir Tahun, dan Dukung Input RDKK 2026

JATENGPOS.CO.ID, WONOGIRI  – PT Pupuk Indonesia (Persero) berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia menggelar “Sosialisasi Penyaluran Pupuk Organik Bersubsidi” di Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (23/10/2025). Kegiatan ini sebagai upaya perusahaan mendorong optimalisasi penyerapan pupuk bersubsidi menjelang akhir tahun, serta dalam rangka persiapan input Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) tahun 2026.

General Manager (GM) Regional 2 Pupuk Indonesia, Muhammad Ihwan F menyampaikan Pupuk Indonesia mendukung penuh upaya Pemerintah dalam pencapaian swasembada pangan nasional sesuai dengan visi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam Asta Cita. Salah satu upayanya dengan menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi termasuk pupuk Petroganik, dimana dalam pengaplikasiannya dapat membangun pertanian berkelanjutan.

“Pupuk organik subsidi atau Petroganik memiliki manfaat besar dalam menjaga kesuburan tanah, memperbaiki struktur lahan, meningkatkan efisiensi pupuk, serta menjaga keberlanjutan ekosistem pertanian,” ujar Ihwan di hadapan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Penerima Pupuk Bersubsidi di Titik Serah (PPTS), Pelaku Usaha Distribusi (PUD), PPL, dan stakeholder yang hadir.

Ia pun  menyampaikan, untuk optimalisasi penyerapan pupuk organik bersubsidi dibutuhkan kolaborasi lintas lembaga. Langkah ini dirancang agar diseminasi informasi, edukasi pemupukan, serta pengawalan penebusan pada kios resmi atau yang sekarang disebut titik serah (PPTS) dapat berlangsung merata salah satunya wilayah Kabupaten Wonogiri.

Pada kesempatan ini, Pupuk Indonesia mensosialisasikan kebijakan penurunan harga eceran tertinggi (HET) sebesar 20 persen yang diberlakukan pada 22 Oktober 2025. HET untuk Urea adalah Rp 1.800/kg, NPK Phonska Rp 1.840/kg, NPK Kakao Rp 2.640/kg, ZA Rp 1.360/kg dan Petroganik Rp 640/kg. Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Ihwan menambahkan, Pupuk Indonesia juga siap mendukung implementasi e-RDKK tahun 2026 untuk menjadikan tata kelola pupuk bersubsidi lebih transparan, akuntabel, dan efisien.

”Kami menyadari, keberhasilan program ini hanya dapat dicapai melalui komunikasi yang intensif, koordinasi yang solid, dan semangat gotong royong. Pupuk Indonesia Grup siap mendukung penuh,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Direktur Pupuk Kementerian Pertanian, Jekvy Hendra menjelaskan, optimalisasi penyaluran pupuk bersubsidi perlu didukung dengan data. Oleh karena itu, ia mengajak kepada seluruh stakeholder untuk menyukseskan program e-RDKK tahun 2026.

”Kedatangan kami untuk memberikan pemahaman semua teman-teman. Kalau mau menginput data RDKK harus mengumpulkan semua kelompok tani, jangan kepada individu, tapi verifikasi ke semua kelompok tani, lahannya cocok tidak, silahkan melakukan verifikasi secara selektif setelah itu diinput ke RDKK,” katanya.

Jekvy juga menambahkan, Pemerintah telah melakukan sejumlah transformasi pada tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi di tahun 2025, sehingga petani memiliki kemudahan akses, akuntabel, dan transparan. Perubahan tersebut diantaranya penebusan pupuk real time dan mudah, penebusan juga sudah dapat dilakukan per 1 Januari 2025, pelaksanaan kontrak pengadaan dipercepat, serta sistem terintegrasi, dan e-RDKK dapat diperbarui sepanjang tahun.

Serapan Pupuk Bersubsidi di Wonogiri

Sementara itu, penebusan pupuk bersubsidi oleh petani di Wonogiri per 21 Oktober 2025 sebesar 38.426 ton, atau sekitar 63 persen dari alokasi tahun 2025 sebesar 61.372 ton. Pupuk tersebut diserap oleh 83.944 petani yang terdaftar dalam e-RDKK, dan masih ada 77.300 petani yang belum melakukan transaksi. Adapun keseluruhan penebusan pupuk bersubsidi di Provinsi Jawa Tengah per 21 Oktober 2025 mencapai 986.610 ton atau 70 persen dari alokasi 2025 sebesar 1.409.522 ton.

Guna memenuhi kebutuhan petani, Pupuk Indonesia menyediakan stok pupuk bersubsidi sebesar 135.819 ton untuk petani terdaftar di Jawa Tengah. Dari angka tersebut, ketersediaan stok di Kabupaten Wonogiri tercatat sebesar 4.635 ton yang terdiri dari urea sebesar 1.535 ton, NPK sebesar 2.820 ton dan organik sebesar 280 ton.(biz)


TERKINI


Rekomendasi

...