JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dinilai membawa arah baru dalam mewujudkan kemandirian bangsa di bidang energi. Setelah setahun berjalan, kebijakan di sektor energi dan ekonomi mulai menunjukkan langkah menuju swasembada energi nasional.
Pakar Kebijakan Publik Universitas Diponegoro (Undip), Yuwanto menyebut, visi swasembada energi yang diusung Prabowo merupakan fondasi utama kemandirian bangsa. Hal itu disampaikannya dalam diskusi publik bertema “Menuju Swasembada Energi Berbasis Kemandirian di Era Prabowo-Gibran” di Hotel @Hom Semarang, Senin (27/10/2025).
“Masih banyak narasi besar yang disampaikan pemerintah, tetapi arah kebijakan energi belum sepenuhnya terintegrasi. Paradigma fosil-sentris masih dominan, sementara transisi menuju energi baru terbarukan belum menunjukkan langkah konkret,” ujar Yuwanto.
Dari sisi ekonomi, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Heri Prabowo menilai, pemerintahan Prabowo-Gibran telah menanamkan fondasi kuat menuju kemandirian nasional.
“Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2025 mencapai 5,12 persen, dengan pendorong utama sektor energi, pertanian, dan industri pengolahan. Ini menunjukkan arah kebijakan mulai selaras dengan visi kemandirian,” jelasnya.
Ia menambahkan, semangat nasionalisme ekonomi kini mulai tampak melalui penguatan sektor produktif berbasis sumber daya domestik.
“Kemandirian ekonomi bukan lagi slogan, tapi refleksi nyata dari tekad menjadikan Indonesia berdiri di atas kekuatannya sendiri,” ujarnya.
Sementara Dosen Magister Energi Undip, Jaka Windarta menilai, visi swasembada energi di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran lebih tegas dibandingkan periode sebelumnya.
“Jika era Jokowi menekankan transisi energi baru terbarukan, maka Prabowo menjadikannya bagian dari visi besar kemandirian energi nasional, termasuk membuka wacana pengembangan energi nuklir sebagai langkah strategis jangka panjang,” kata Jaka.
Diskusi tersebut menegaskan, arah kebijakan energi di era Prabowo-Gibran berada pada momentum penting: membangun fondasi kemandirian tanpa meninggalkan agenda transisi hijau. Para akademisi sepakat, keberhasilan visi ini bergantung pada sinergi antara kebijakan, teknologi, dan kesadaran publik untuk mewujudkan energi yang berdaulat dan berkelanjutan.(aln)





