JATENGPOS.CO.ID SEMARANG – Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng menegaskan bahwa Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengoperasian BRT Trans Semarang. Evaluasi ini dilakukan setelah terjadi insiden kecelakaan beberapa waktu lalu.
Agustina mengungkapkan bahwa pihak ke tiga selaku operator telah dipanggil dan mendapat teguran agar segera melakukan pemeriksaan ulang.
“Ada beberapa hal yang menjadi indikasi. Nomor satu, sepertinya alasannya adalah keberatan muatan. Terus kemudian yang ke dua, karena memang mesinnya sudah tidak seperti baru. Terus yang ke tiga sumber daya manusianya. Tiga hal ini kita evaluasi,” ujarnya.
Menurut Agustina, persoalan kelebihan penumpang menjadi tantangan tersendiri bagi Pemkot. Penambahan jumlah armada dinilai tidak sederhana karena berdampak langsung pada naiknya Biaya Operasional Kendaraan (BOK), sementara subsidi untuk Trans Semarang sudah cukup besar.
“Kita ingin jumlah penumpang yang naik itu seimbang dengan jumlah armada yang ada, tetapi pemerintah kota tidak akan mampu itu. Hari ini kemampuan kita hanya seperti itu,” jelasnya.
Agustina menegaskan agar para pengemudi tidak memaksakan mengangkut penumpang ketika bus sudah mencapai kapasitas maksimal, karena berpotensi menimbulkan bahaya.
Selain kelebihan muatan, Agustina menyoroti kondisi kesehatan bus yang dinilai tidak optimal. Tahun sebelumnya, proses uji terhadap armada yang akan dikontrak kembali tidak dilakukan secara menyeluruh. Hal tersebut kini menjadi perhatian Pemkot.
“Saya panggil Kepala Dinas dan Sekretarisnya. Saya tidak mau tahu, karena ini sudah berkali-kali dan itu membahayakan,” tegasnya.
Pemkot kini mewajibkan pihak ke tiga untuk melakukan uji kelayakan pada seluruh armada yang akan kembali dikontrak untuk periode Januari mendatang. Wali Kota bahkan meminta untuk melihat langsung proses pengujian tersebut.
“Bukan saya suudzon, bahwa bus-nya tidak datang tetapi suratnya keluar. Saya ingin melihat sendiri bagaimana bus itu diuji dengan sebenar-benarnya karena ini untuk keselamatan penumpang,” tegas Agustina.
Karena kontrak baru akan berjalan mulai Januari, Pemkot Semarang memberikan waktu kepada pihak operator untuk melakukan pemeriksaan dan perbaikan armada. Dirinya meminta agar seluruh proses uji armada rampung sebelum 1 Januari.
“Kalau ada apa-apa, misalnya tidak lolos, silakan diperbaiki dulu. Ke dua tidak lolos, silakan diperbaiki. Ke tiga tidak lolos, ya sudah, kalian harus ganti bus ini. Bus yang ini tidak boleh jalan, bus ini boleh jalan. Seperti itulah,” ujarnya. (sgt)












