JATENGPOS.CO.ID, TEMANGGUNG – Kesadaran konstitusi kini kian menyentuh wilayah pedesaan. Masyarakat Temanggung menyambut antusias Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar sebagai upaya memperkuat rasa persatuan hingga level akar rumput. Tidak hanya menekankan teori, kegiatan ini mengajak warga memahami bagaimana nilai-nilai kebangsaan bekerja dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kegiatan tersebut, Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Wibowo Prasetyo menjelaskan bahwa masyarakat memiliki peran besar dalam menjaga Indonesia tetap kuat melalui empati sosial dan kedewasaan berdemokrasi.
Menurut legislator Dapil Jawa Tengah VI ini, sosialisasi empat pilar harus lebih dekat dengan masyarakat, terutama di daerah kabupaten yang menjadi penyangga kehidupan sosial. “Nilai-nilai kebangsaan harus dimiliki semua warga, tidak boleh berhenti di kota-kota besar,” ujar Wibowo, Selasa (9/12).
Ia menegaskan, empat pilar tidak hanya menjadi konsep formal yang diajarkan dalam kegiatan kenegaraan, tetapi perlu diterjemahkan dalam sikap saling menghormati, gotong royong, serta kesadaran hak dan kewajiban warga negara.
Wibowo menilai, pemahaman konstitusi tidak boleh dipandang sebagai wacana elit, melainkan praktik sosial yang menumbuhkan harmoni.
Sesi tanya jawab dalam kegiatan ini memunculkan berbagai persoalan kebangsaan di tengah masyarakat. Adik Irawan, dari Kecamatan Temanggung menanyakan cara masyarakat menyikapi perbedaan politik agar tidak menimbulkan permusuhan di lingkungan sosial.
Menjawab hal itu, Wibowo menegaskan bahwa substansi empat pilar menekankan keadaban dan kebijaksanaan dalam menyikapi perbedaan. “Tidak semua perbedaan harus jadi konflik. Ada cara bernegara yang mengedepankan empati,” jawabnya.
Selain penanya, sejumlah peserta juga menyampaikan kesan positif atas penyelenggaraan kegiatan ini. Sutarmi, penggerak PKK Desa, menyebut bahwa sosialisasi ini membuka ruang pemahaman baru tentang bagaimana warga dapat membangun kerukunan. “Selama ini kami tahu tentang gotong royong, tapi baru paham bahwa itu juga bagian dari menjaga negara,” ujarnya.
Antusiasme yang tinggi dinilai sebagai sinyal positif bahwa pemahaman kebangsaan tidak hanya lahir dari materi formal, tetapi juga dari interaksi yang menyentuh persoalan riil warga. “Semakin banyak masyarakat terlibat, semakin kuat pula fondasi kebangsaan kita,” tegas Wibowo.
Ia berharap sosialisasi yang diikuti ratusan peserta dari berbagai wilayah di Temanggung ini dapat terus dilakukan di pedesaan di wilayah Dapil Jawa Tengah VI.
Semakin merata sosialisasi empat pilar, semakin kokoh pula persatuan bangsa di tengah dinamika sosial saat ini. Wibowo menambahkan, Temanggung menjadi contoh bagaimana masyarakat di daerah mampu menjadi penjaga harmoni kebangsaan dari level paling dasar.(*)








