JATENGPOS.CO.ID SEMARANG – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko, menegaskan bahwa desa memiliki peran strategis sebagai fondasi pengembangan inovasi sosial dan ekonomi di Jawa Tengah.
Menurutnya, desa tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi harus diposisikan sebagai pusat lahirnya gagasan dan terobosan yang berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.
Heri menilai, potensi desa sangat besar, mulai dari kekayaan sumber daya alam hingga kreativitas warganya.
Jika dikelola dengan tepat, potensi tersebut dapat diolah menjadi inovasi yang tidak hanya memperkuat perekonomian desa, tetapi juga menjawab persoalan sosial yang dihadapi masyarakat.
“Desa adalah ruang tumbuhnya kreativitas. Dari sanalah ide-ide baru bisa lahir dan dikembangkan untuk meningkatkan kualitas hidup warga,” ujar Heri.
Ia menekankan bahwa pembangunan desa tidak cukup hanya berfokus pada infrastruktur fisik seperti jalan dan bangunan, tetapi juga harus menciptakan lingkungan yang mendorong munculnya inovasi dan partisipasi warga.
Dalam konteks penguatan ekonomi desa, Heri menyoroti pentingnya peran UMKM dan koperasi sebagai penggerak utama.
Ia mendorong agar pelaku usaha di desa didukung untuk mengembangkan produk berbasis kearifan lokal dengan memanfaatkan teknologi dan informasi.
“Inovasi ekonomi desa bisa dimulai dari UMKM yang kreatif. Dengan dukungan teknologi, produk lokal desa dapat memiliki daya saing yang lebih luas,” katanya.
Selain itu, Heri menilai peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi faktor kunci. Ia menekankan perlunya pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan bagi masyarakat desa, khususnya dalam bidang kewirausahaan, manajemen usaha, pemanfaatan teknologi, serta pemahaman pasar.
Menurutnya, investasi pada pengembangan SDM desa akan melahirkan inovasi yang berkelanjutan dan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tak hanya sektor ekonomi, Heri juga menggarisbawahi pentingnya inovasi sosial sebagai solusi atas berbagai persoalan di desa, seperti kemiskinan dan ketimpangan sosial. Ia mencontohkan pengembangan sistem pemberdayaan masyarakat yang lebih inklusif dan berbasis pada kebutuhan nyata warga.
“Inovasi sosial harus hadir untuk menjawab persoalan sehari-hari masyarakat desa, bukan sekadar konsep di atas kertas,” jelasnya.
Heri menegaskan bahwa upaya menjadikan desa sebagai pusat inovasi sosial dan ekonomi membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
“Dengan kerja sama yang solid, desa bisa menjadi pusat inovasi yang memberi manfaat nyata bagi warganya dan berkontribusi pada kemajuan Jawa Tengah,” pungkasnya. (sgt)
