JATENGPOS.CO.ID , SEMARANG – Menutup rangkaian gelaran MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) Festival 2025, ALSPERO Indonesia atau Alumni SMPN 2 Semarang menggelar jalan santai bertajuk Fun Walk Mulo Festival 2025, Sabtu (13/12/2025). Perhelatan akbar bertema “Satu Langkah Seribu Cerita” ini diikuti oleh kurang lebih 750 peserta dengan menempuh rute 2 kilometer.
Adapun Rute Start hingga finish Fun Walk tersebut adalah merupakan rute kenangan para alumni SMPN 2 saat bersekolah dahulu, yaitu start di halaman SMPN 2 Semarang, berjalan santai menuju JL. Brigjen Katamso, terus melewati Jl. Barito, dilanjutkan ke Jl. Halmahera melewati Taman Halmahera menuju Jl. Dokter Cipto dan kembali ke SMPN 2 Semarang.
Selain Fun Walk, acara juga dimeriahkan dengan berbagai hiburan di Panggung Pelataran MULO, aktivitas Komunitas MULO, UMKM Kuliner MULO, Kelas Kumpul MULO untuk mengenang masa-masa bersekolah, Photo Booth MULO, Gerbang Sejarah MULO yang didekorasi dengan display foto kilas balik MULO, dan Galeri MULO yang berisikan karya-kara seni visual kolaborasi antara alumni, siswa, publik, serta komunitas luas.
Menurut M. Salafi Handoyo (Ridho) sebagai konseptor acara, Mulo Festival 2025 adalah rangkaian kegiatan sejak bulan Maret hingga akhir Desember ini. Diawali dengan Bakti Ramadan pada 20 Maret 2025 di SMPN 2 Semarang. Kemudian Donor Darah Alspero Indonesia di Hall Balai Kota Semarang pada 24 April 2025 yang diikuti 200 pendonor, Turnamen Sepak bola piala bergilir Alspero Indonesia Cup #2 yang diikuti 40 club anak area Jawa Tengah pada 1 Juni 2025, dilanjutkan dengan penanaman pohon dan pelepasan benih ikan sebagai mitra UNDIP pada 8 Juli 2025.
“Sebagai kegiatan penutup adalah acara Fun Walk, Parade UMKM Kuliner, Panggung Apresiasi Ramah Sekolah, Aksi Donasi Korban Bencana Alam, Nostalgia Heritage Sekolah MULO, dan Pameran Edukasi Olah Limbah Menjadi Karya Seni di SMP Negeri 2 Semarang pada 13 Desember 2025 yang diikuti oleh 750 orang,” ujar Ridho.
Ia berharap MULO Festival 2025 ini berdampak dan memiliki capaian pada 6 hal terpenting, yaitu: refleksi, apresiasi, sombol keberlanjutan, ikatan emosional, dan harapan.
“Kami mempersiapkan panggung pertunjukan khusus bagi peserta, yang relevan dengan tema festival untuk meninggalkan kesan mendalam dan memperkuat rasa memiliki. Diatas panggung siapapun juga bisa menyampaikan visi atau ajakan untuk terlibat di masa mendatang, sehingga festival menjadi titik awal gerakan, bukan sekadar perayaan sesaat,” ungkap Ridho.
Napak Tilas 105 Tahun Jejak MULO
Tahun 2025 menandai perayaan 105 Tahun MULO, lembaga pendidikan legendaris dari era Hindia Belanda. MULO berdiri pada dekade 1920-an sebelum berubah menjadi Daiichi Chugakko pada masa pendudukan Jepang tahun 1942. Selepas kemerdekaan, sekolah ini dikenal sebagai SMP I Pandean Lamper, dan pada 23 Juli 1951 ditetapkan sebagai SMP Negeri 2 Semarang.
“MULO Festival adalah wujud kebersamaan dan kolaborasi,” ujar Setyo Maharso, Ketua Umum Organisasi Alumni SMP Negeri 2 Semarang atau ALSPERO Indonesia. Ia menegaskan pentingnya rekreasi ramah sekolah, edukasi sejarah, kepedulian ekologi, dan gaya hidup sehat.
Pengusaha yang juga dikenal sebagai tokoh di bidang properti tersebut juga menyampaikan, “Selain wadah bagi seluruh alumni lintas angkatan untuk berkontribusi, kedepan akan kami kembangkan dengan melibatkan publik luas. Saling percaya dan menguatkan dalam menghadapi dinamika tantangan penyelenggaraan di setiap tahunnya. Karena warisan sejarah ini bukan hanya miliki kita, melainkan aset dunia”.
Sementara Sekretaris Umum ALSPERO, Koeshartanto, menambahkan bahwa festival ini bukan sekedar perayaan 105 Tahun MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), namun tonggak kesadaran bersama dalam menjaga dan melestarikan heritage.
“Festival ini juga merupakan bentuk kerinduan para alumni yang diselenggarakan dwi tahunan. Kita menggunakan jeda dua tahun untuk menata para ‘stakeholder’ yang bisa berkolaborasi pada semua jenis kegiatan di dalam festival. Sehingga rangkaian kegiatan bisa lebih berdampak positif,” tuturnya.
Selain mempererat jejaring alumni, festival ini mendorong kebanggaan identitas kota, memajukan UMKM lokal, serta memperkuat kepedulian lingkungan. Lewat langkah kecil yang penuh cerita, diharapkan mengingatkan bahwa sejarah tidak hanya dikenang, tetapi dirayakan dan diteruskan oleh generasi berikutnya. (Prast.wd/biz/sgt)








