JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Kementerian Transmigrasi telah memilih 7 perguruan tinggi terbaik di Indonesia yaitu Undip, UI, Unpad, UGM, IPB, ITB, dan ITS untuk melaksanakan Transformasi Transmigrasi dalam Program Ekspedisi Patriot 2025. Dengan menerjunkan 2000 akademisi terdiri dari dosen, alumni dan mahasiswa ke berbagai kawasan transmigrasi untuk melakukan kajian dan pengabdian masyarakat.
Undip sendiri telah melakukan seleksi dan menetapkan 57 dosen yang memimpin 228 orang anggota tim. Salah satunya adalah Tim Rekomendasi Pengembangan Kawasan Transmigrasi Jebus di Kabupaten Bangka Barat dengan ketua Dr. Artiningsih, ST., M.Si.
Rabu (03/12) lalu, Tim Ekspedisi Patriot UNDIP bersama dengan jajaran pemerintah Kecamatan Jebus dan Desa Jebus meresmikan bantuan penerapan teknologi tepat guna (TTG) dalam penyediaan air bersih dan pengelolaan sampah di Kawasan Transmigrasi Jebus, Kabupaten Bangka Barat. Peresmian ini dilakukan dalam lokakarya berjudul “Penggunaan Teknologi Tepat Guna dan Penguatan Kelembagaan Masyarakat Kawasan Transmigrasi Jebus” yang dihadiri oleh seluruh masyarakat yang tinggal di Unit Permukiman Transmigrasi Jebus, perwakilan pemerintah Kecamatan Jebus, perwakilan pemerintah Desa Jebus, perwakilan dari Badan Penyuluh Pertanian, perwakilan dari Penyuluh Pertanian Lapangan, serta beberapa perwakilan dari Brigade Pangan.
Dalam kegiatan lokakarya tersebut, Tim Ekspedisi Patriot UNDIP mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam menjaga, merawat, dan memanfaatkan teknologi penyediaan air bersih berupa sumur dan Komposter untuk pengelolaan sampah.
Pengadaan teknologi tepat guna diinisiasi oleh Tim Ekspedisi Patriot UNDIP dengan memanfaatkan kolaborasi pendanaan dari Kementerian Transmigrasi dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNDIP. Selama empat bulan penelitian di lapangan, Tim Ekspedisi Patriot UNDIP mendapatkan temuan adanya permasalahan penyediaan air bersih dan sarana pengelolaan sampah yang kurang layak. Selama ini, untuk mencukupi keperluan memasak masyarakat harus menempuh jarak lebih dari 3 km untuk mengambil air sumur di luar kawasan. Kebutuhan MCK dicukupi dari sumber air sumur di tiap rumah yang berwarna keruh seperti teh dan berbau. Pilihan lain adalah menampung air hujan di depan rumah.
Masyarakat membutuhkan adanya sumber air bersih yang memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan apa yang mereka miliki saat ini. Oleh karenanya Tim Ekspedisi Patriot UNDIP meneliti titik lokasi yang tepat untuk membuat sumur bor sedalam +12 meter. Karena Unit Permukiman Transmigrasi Jebus berada di atas tanah gambut, air yang terdapat di dalam tanah cukup keruh. Tim Ekspedisi Patriot UNDIP membuat sistem filtrasi air menggunakan pasir, kerikil, dan sabut kelapa untuk menjernihkan warna air dan menghilangkan bau. Hasilnya adalah air yang bersih, jernih, dan tidak berbau sama sekali. Langkah ini dipilih Tim Ekspedisi Patriot UNDIP untuk mendukung salah satu tujuan Sustainable Development, yaitu Clean Water and Sanitation.

Penerapan teknologi pengelolaan sampah dilakukan melalui pembuatan kompos cair dan padat. Selama ini jika menanam langsung di lahan pekarangan hasilnya kurang baik. Masyarakat menanam cabe dan sayuran di atas pot dan membeli kompos atau pupuk kandang sebagai media tanam. Sementara banyak sampah daun kering maupun hijau yang tersedia melimpah belum dimanfaatkan. Masyarakat dilatih memilah sampah, membuat pupuk organik cair dan padat juga membuat molase dari sampah buah.
Pengelolaan sampah akan mewujudkan Sustainable Development, yaitu Life on Earth melalui ajakan untuk menjaga alam dan lingkungan dengan mengurangi limbah dan polusi, juga untuk menyokong Asta Cita Presiden Republik Indonesia nomor 8a, yaitu memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya.
Penguatan kelembagaan diperlukan untuk kesinambungan pengelolaan sampah dan penyediaan air bersih yang sudah dilakukan. melalui pengaktifan kembali kelompok masyarakat.
Fokus dari kelompok ibu-ibu adalah pengelolaan lingkungan, terutama lingkungan pekarangan, mengenai pembuatan kompos cair dan padat. Kompos dari daun kering dan hijau sebagai emas hitam, diharapkan bisa mendorong penghijauan tanaman hortikultura baik untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga atau untuk dijual. Kelompok ibu-ibu direncanakan mampu meningkatkan produktivitas lahan pekarangan dalam mendukung ketahanan pangan dan bisa inisiasi home industry di wilayah Kawasan Transmigrasi Jebus. Selain kompos cair dan padat, produk home industry lain yang dapat dikembangkan adalah gula singkong sebagai upaya peningkatan nilai tambah dari komoditas singkong yang mereka hasilkan dari lahan pekarangan dan lahan usaha mereka. Sementara ibu-ibu berfokus kepada pengolahan kompos dan komoditas, kelompok bapak-bapak akan merawat filter ait sumur, dengan mengaktifkan kembali kelompok taninya.
Koordinasi dengan BPP Jebus dan PPL untuk menindaklanjuti dukungan teknis pendampingan budidaya hortikultura di pekarangan, pembuatan pupuk kompos serta penkondisi lahan usaha yang saat ini masih sulit diolah. Beberapa minggu yang lalu, sebagian kecil masyarakat mendapatkan bibit padi ladang yang siap ditanam dari PPL dan telah mencoba untuk menanam padi hingga saat ini, sedang dipantau kesesuaian antara kondisi lahan dengan tanaman tersebut. Harapannya, koordinasi bisa terus berjalan dengan baik, sehingga padi dapat tumbuh dengan optimal dan lebih banyak lagi masyarakat yang tergerak untuk ikut menanam padi ladang, sehingga tercipta ketahanan pangan di Kawasan Transmigrasi Jebus.
Pelaksanaan penguatan kelembagaan ini dilakukan untuk mengupayakan tercapainya Asta Cita Presiden RI ke-2, yaitu memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
Lokakarya ini sekaligus menjadi pertemuan terakhir antara Tim Ekspedisi Patriot UNDIP dengan masyarakat Kawasan Transmigrasi Jebus dalam program Ekspedisi Patriot 2025 karena Tim Ekspedisi Patriot UNDIP harus kembali ke Semarang. Dalam lokakarya tersebut, Tim Ekspedisi Patriot UNDIP menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada masyarakat yang telah membantu selama perjalanan kegiatan Ekspedisi Patriot, juga menyampaikan pesan agar masyarakat saling rukun dan bahu membahu dalam menjaga dan memanfaatkan teknologi pengadaan air bersih dan pengelolaan sampah secara tepat guna. Tim Ekspedisi Patriot UNDIP berharap, sumur dan r ini dapat menjadi kenang-kenangan yang bermanfaat bagi masyarakat, tidak hanya saat ini, tetapi sampai nanti seterusnya. Semoga Kawasan Transmigrasi Jebus mengalami perubahan positif setiap harinya sehingga kehidupan masyarakat dapat menjadi lebih sejahtera. (10/12)








