SRAGEN – Gerakan money politik ditengarai marak terjadi disaat hari tenang di wilayah Kabupaten Sragen, Senin (12/2). Bahkan tiga kecamatan dinilai paling rawan serangan fajar, diantaranya kecamatan Masaran, Sragen kota dan Gondang. Sedangkan untuk tembakan money politik nilainya variasi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dilapangan menyebutkan,menjelang pemilihan umum (pemilu) baik pilpres maupun pileg pergerakan untuk menggaet massa pemilih digencarkan para calon legeslatif lokal. Diantaranya dengan menyebarkan serangan money politik dengan membagikan langsung ke warga pemilih.
“Untuk tembakan money politik memang bervariasi tergantung kekuatan logistika para caleg. Minim money politik yang dibagikan ke para calon sebesar Rp 50 ribu,” beber salah satu warga Mojopuro, Sumberlawang, Sragen.
Menurutnya untuk pembagian dari salah caleg asal Sumberlawang terhadap calon pemilihnya sebesar Rp 70 ribu. Itupun dengan model paketan caleg kabupaten dengan caleg DPR RI. Sedangkan caleg partai lain yang asal Sumberlawang ini membagikan uang untuk memilihnya sebesar Rp 60 ribu.
Lantas caleg baru asal Gemolong yang ikut bertarung di daerah pemilihan (dapil 3 yang meliputi Tanon, Sumberlawang dan Miri juga ikut meramaikan serangan calon pemilihnya sebesar Rp 50 ribu.
“Bahkan di wilayah Kalijambe untuk pertemuan di tingkat RT secara terang-terangan berani membagikan money politik ke warga kisara Rp 50 ribu setiap orangnya,” papar warga Sragen ini.
Disisi lain untuk wilayah Sragen selatan untuk serangan money politik lebih gila-gilaan. Untuk caleg kabupaten mereka membagikan mahar politik sebesar Rp 100 ribu.Bahkan salah satu kader caleg asal Sambungmacan ini mengaku telah menyebarkan money politik ini setiap calon pemilihnya Rp 100 ribu.
“Untuk pasaran di Sambungamacan pembagian mahar politik bagi calo pemilih memang Rp 100 ribu. Anggaran untuk mahar politik memang sudah disiapkan jauh hari, sehingga saat menjelang coblosan semua anggaran sudah didistribusikan ke masing-masing pemilih melalalui kader ditingkat desa maupun RT,” tutur kader caleg yang juga enggan disebut namanya.
Sementara Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sragen terus mengawasi dan mengantisipasi adanya peredaran money politik menjelang pencoblosan pemilu.
Divisi Pengawasan Penanganan Pelanggaran Bawaslu Sragen Kukuh wahyono mengatakan, saat ini belum ada laporan resmi soal adanya peredaran money politik. Hanya saja, sebatas kabar adanya money politik memang masuk ke Bawaslu dengan nilai bervariasi. Namun rata-rata laporan yang masuk untuk peredaran money politik itu sebesar Rp 100 ribu.
“Hanya saja untuk melakukan tindakan pelanggaran money politik itu, perlunya alat bukti. Sehingga untuk mengantisipasi money politik itu, setidaknya ada tiga kecamatan yang diawasi secara ketat. Diantaranya kecamatan Masaran, Sragen kota dan Gondang yang dinilai rawan money politik,” papar Kukuh. (ars)