JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN- Setiap perusahaan dipandang perlu mengeluarkan anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membantu kesejahteraan masyarakat. Bahkan, di Kabupaten Semarang bantuan tersebut telah diatur dalam Perda nomer 3 tahun 2013. Diharapkan melalui CSR pemerataan pembangunan dan kegiatan sosial dapat dirasakan seluruh masyarakat.
Pemberian bantuan perusahaan tidak hanya dibagikan kepada masyarakat maupun instansi sosial yang menyalurkan namun juga kepada para pekerja di tempat kerjanya. Seperti yang sudah dilakukan oleh managemen CV Jati Kencana Beton (JKB) Karangjati, Kabupaten Semarang, pihaknya tidak hanya membagikan kepada masyarakat namun juga kepada para pekerja.
General Manager CV JKB Karangjati, Dahwan mengatakan perusahaannya setiap bulan rutin membagikan bantuan sosial yang diambilkan dari keuntungan perusahaan. Penyaluran bantuan sendiri telah diatur dalam Perda nomer 3 tahun 2013 yang dikeluarkan Bupati Semarang, tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP).
“Bantuan TJSLP secara kontinyu kita salurkan untuk pekerja dan masyarakat umum. Besaran yang kita bagikan kepada pekerja tergantung syarat-syarat dan dampak keterkaitan yang dialami pekerja. Untuk kepentingan umum kita berikan sesuai dengan kebutuhan warga sekitar sini (lingkungan JKB, red) dan permintaan masyarakat dari luar,” ujar Dahwan kepada Jateng Pos di kantornya Jl. Jurusan PTP. XVIII Ngobo Km. 2 Karangjati, Ungaran, Kamis (24/5).
TJSLP diberikan kepada pekerja, lanjut Dahwan, setiap bulannya minimal perusahaan menyalurkan sebanyak Rp 25 juta. Diberikan sesuai dengan tingkat keterkaitan dampak, besar kecil bantuan yang diterima masing-masing pekerja tidak sama. Pemberian ini sebagai wujud tanggungjawab perusahaan dan kepedulian terhadap nasib pekerja.
Perusahaan penggilingan batu dan beton siap pakai (ready mix) yang berslogan Kokoh Berkualitas ini, juga menggulirkan TJSLP ke beberapa lingkungan dan kelompok masyarakat.
Diutamakan untuk kebutuhan masyarakat di lingkungan Karangjati. Di antara bantuan yang diberikan diwujudkan untuk pembangunan jalan, pendidikan, masjid, taman edukasi, peternakan, usaha pemberdayaan masyarakat, dan upaya pelestarian seni budaya.
Disebutkan untuk keseluruhan kegiatan yang dibantu dari program TJSLP tersebut pihaknya rata-rata setiap dua tahun mengeluarkan anggaran Rp 300 juta sampai Rp 400 juta.
Hasil nyata yang bisa dirasakan masyarakat Karangjati dan sekitarnya, saat ini telah berdiri Taman Wisata Edukasi Bina Lingkungan Congol yang berada di kampung Congol, Karangjati, Kecamatan Bergas. Wisata alam yang menempati lahan sekitar 1,5 hektar ini dikelola dengan melihatkan tenaga dan kreasi warga setempat.
“Sesuai dengan namanya (Bina Lingkungan Congol, red) tujuan kita membangun tempat wisata ini untuk membina lingkungan sekitar agar tetap asri, begitu juga mental masyarakat agar mencintai seni budaya bangsa dan kreatif dalam membuka usaha,” jelasnya.
Di lokasi wisata yang baru dibuka enam bulan lalu ini, tersedia aneka tempat rekreasi dan edukasi. Diantaranya kolam pemancingan, perahu angsa, dayung, pertenakan kambing dan sapi, gembala kelinci, taman burung tanam padi dan sayur-sayuran, panggung kreasi seni dan budaya.
Lusia (15) warga Congol mengatakan dia suka bermain dayung di wisata air Bina Lingkungan. Ada banyak manfaat didapatkan dari cabang olahraga ini, yakni belajar mengatur keseimbangan dan melatih otot tubuh.
“Saya senang di kampung saya ada tempat wisata air. Sejak kecil yang bercita-cita ingin jadi atlet mudah-mudahan bisa menjadi atlet dayung,” papar siswi SMPN Bawen ini sambil tertawa. (muz/biz/drh)