Juli, Inflasi Jateng Masih Terkendali

- NDARI SURJANINGSIH- Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng.

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah mencatat pada bulan Juli 2023 inflasi enam kota gabungan di Provinsi Jateng mencatatkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,20% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,03%; mtm). Capaian inflasi tersebut sedikit lebih rendah dari inflasi nasional yang sebesar 0,21% (mtm).

Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng, Ndari Surjaningsih mengatakan, secara tahunan, IHK enam kota gabungan di Provinsi Jawa Tengah pada Juli 2023 mencapai 2,86% (yoy) atau berada di bawah inflasi nasional yang sebesar 3,08% (yoy).

“Hal ini menunjukkan bahwa inflasi gabungan enam IHK di Provinsi Jawa Tengah telah kembali ke rentang sasaran target inflasi, yaitu 3,0±1%,” kata Ndari Rabu (16/8/2023).

Baca juga:  Harga Kedelai Impor di Kudus Naik Lagi Jadi Rp9.750 per Kilogram

Dijelaskan, kelompok yang menjadi sumber peningkatan inflasi di bulan tersebut adalah transportasi. Peningkatan tersebut terutama bersumber dari kenaikan tarif angkutan udara.

iklan

“Sejalan dengan nasional, kenaikan tarif angkutan udara tersebut dipengaruhi oleh peningkatan mobilitas masyarakat seiring dengan momentum liburan sekolah,” jelasnya.

Ditambahkan, kelompok bahan pangan juga masih mencatatkan kenaikan inflasi. Beberapa komoditas seperti bawang putih, daging dan telur ayam ras, serta cabai merah mengalami kenaikan harga pada periode laporan.

Kenaikan harga bawang putih dipengaruhi oleh kenaikan harga di negara asal impor yaitu Tiongkok (dari US$800/ton menjadi US$1.250/ton), sehingga harga di dalam negeri turut meningkat. Peningkatan tersebut dikarenakan adanya potensi dampak El Nino di Tiongkok.

Baca juga:  Gedung BI Jateng Kantongi Sertifikat Laik Fungsi dan Operasi

“Sementara itu, kenaikan harga daging dan telur ayam ras terjadi seiring dengan kenaikan harga jagung yang merupakan bahan baku utama pakan ayam. Lebih lanjut, harga daging ayam yang masih meningkat juga merupakan dampak dari pengurangan day old chicken (DOC) oleh peternak sehingga terjadi penurunan supply,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, bawang merah dan cabai rawit menjadi komoditas utama yang menjadi penahan kenaikan inflasi. Penurunan harga bawang merah terjadi seiring dengan panen yang saat ini sedang berlangsung di sejumlah daerah sentra, antara lain Brebes dan Pati.

“Diperkirakan panen bawang merah akan berlangsung hingga akhir Agustus. Selanjutnya, komoditas cabai rawit juga mengalami penurunan harga, seiring dengan pasokan cabai rawit di Jawa Tengah yang meningkat, sementara permintaan masyarakat relatif menurun pasca hari raya Idul Adha di bulan Juni lalu,” ucapnya.

Baca juga:  Jokowi : Tahun 2023 'Semua Pusing'

Ia memperkirakan keseluruhan tahun 2023, inflasi IHK diperkirakan akan kembali berada pada sasaran inflasi 3,0±1%. Untuk menjaga inflasi kembali berada pada rentang target, Bank Indonesia akan senantiasa berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan di daerah dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah, dengan menyusun berbagai program pengendalian inflasi.

“Program pengendalian inflasi tersebut diarahkan kepada pengelolaan ekspektasi masyarakat dan menjaga kecukupan pasokan serta kelancaran distribusi barang,” pungkasnya.(aln)

iklan