Kagumi Budaya Indonesia

DARMASISWA: Alma Sarac, mahasiswa asal Bosnia saat menunjukkan hidangan asli Indonesia untuk jadi bahan penelitian.
DARMASISWA: Alma Sarac, mahasiswa asal Bosnia saat menunjukkan hidangan asli Indonesia untuk jadi bahan penelitian.

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Kekayaan dan keanekaragaman budaya di Indonesia patut disyukuri. Keberadaannya mampu membuat negara luar terkesima. Buktinya anak-anak muda dari luar negeri banyak yang ingin belajar ke sini.

Hal ini terbukti dengan banyaknya mahasiswa asing yang ingin belajar budaya di Indonesia. Mereka sering pendekatannya dengan kuliah beberapa semester di kampus swasta, seperti di Unika Soegijapranata. Unika menyambut baik karena universitas tersebut gencar melakukan kerjasama dengan pihak luar.

Seperti yang dilakukan Alma Sarac, mahasiswa darmasiswa Unika asal Kroasia yang kini berusia 33 tahun ini. Meski tinggal di Kroasia sekitar lima tahun silam, namun dirinya sebenarnya orang asli keturunan Bosnia dan beragama Islam .

Baca juga:  Halmahera Music School Kembali Mengukir Prestasi

“Sebelum datang ke Indonesia, dia menempuh pendidikan di Universitas Kroasia. Keinginan saya untuk belajar tentang budaya Indonesia menjadi motivasi utama saya datang ke sini,” urainya.

Ama mengaku ingin tahu budaya Indonesia mengenai bagaimana berbahasa Indonesia dan terutama mengenai makanan di Indonesia. “Sejauh ini, saya baru mengenal kemarin pergi ke pabrik jamu di Ungaran dan mencoba membuat makanan tradisional Indonesia seperti mendhut, arem-arem, nagasari,” cetusnya.

iklan

Menurutnya, cukup kaget melihat orang Indonesia yang mayoritas menyukai makanan pedas. “Padahal di negaranya tidak ada makanan yang rasanya pedas dan hampir tidak banyak yang suka,” ungkapnya.

Di Unika, Alma juga mempelajari beberapa hal tentang budaya Indonesia yang berbeda dengan negaranya. Di Indonesia, segelas bir merupakan minuman, sedangkan di negaranya bir adalah salah satu hidangan utama. Soal mabuk itu hal biasa dan umum di negaranya, namun jika orang mabuk dan pulang malam di Indonesia, itu menjadi buruk dan dianggap negatif bagi masyarakat sekitar.

Baca juga:  Guru Se-Jateng Antusias Ikuti Diklat Literasi Digital

“Dari berbagai hal yang dilihat sejauh ini, memang banyak perbedaan budaya Indonesia dengan tempat asalnya, dan hal itu semakin membuat dirinya ingin tahu lebih dalam akan budaya Indonesia. (gus/sgt)

iklan