Kala Itu Dua Pistol Tak Pernah Lepas Dari Pinggangnya

Dirresnarkoba Polda Jateng Kombes Pol Drs. IG Agung Prasetyoko SH MH

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Kombes Pol Drs. IG Agung Prasetyoko SH MH yang saat ini menjabat sebagai Dirresnarkoba Polda Jateng merupakan sosok yang sudah tidak asing dengan dunia serse narkotika bahkan lulusan Akpol Tahun 1990 tersebut mengawali karir dibidang serse narkotika sebagai Kabag BIN OPS Serse Narkotika Polda Kalbar pernah juga menjabat sebagai Kasat 1 Dit Serse Narkoba Polda Sumut kemudian pernah juga mendapat amanah sebagai Wadir Res Narkoba Polda Jambi, jabatan Kasub Dit 1 Dit Tipid Narkoba Bareskrim Polri juga pernah ia emban bahkan sebelum ia masuk Jawa Tengah Kombes Pol Agung pernah menjabat sebagai Dirresnarkoba Polda Kalteng.

Pengalaman dilapangan selama ini yang diakuinya sangat keras menjadi kunci kerberhasilannya dalam menangani setiap kasus penyalahgunaan narkotika bahkan ia pernah menjadi Target Opersi nomor satu di Kota Pontianak untuk dibunuh oleh masyarakat kampung narkoba yakni Kampung Beting lantaran menangkap seorang bandar yang kala itu cukup disegani yang ternyata masih anggota keluarga keraton Kadariah Kesultanan Pontianak. Namun hal tersebut tidak membuatnya cuit nyali, pengalaman lain yang tidak kalah menegangkan kala itu ia harus menghentikan kapal besar pembawa minyak ilegal di muara sungai kapuas dengan gelombangnya yang sangat tinggi hanya dengan menggunakan sampan kecil (perahu kayu kecil).

Baca juga:  Polda Jateng Gelar Doa Bersama Lintas Agama, Kapolri Tegaskan Komitmen Menjaga Keamanan dan Kerukunan Pilkada 2024

“Semua itu pengalaman saat masih muda, tentunya menjadi pelajaran untuk saat ini yang saya tularkan ke anggota,” jelas mantan Dosen Utama STIK-PTIK itu.

Kunci lain keberhasilan dalam pengungkapan kasus penyalahgunaan narkotika menurut Kombes Pol Agung adalah dorongan semangat pimpinan kepada anggotanya.Menjadi seorang pemimpin tidak hanya sekedar memberi perintah saja melainkan harus turun ke lapangan untuk memberikan dorongan moral kepada anggota terlebih saat bertugas. Ia punya pengalaman saat salah satu anggotanya tertembak dibagian dada dalam sebuah proses penggrebekan dan saat itu ia ada di lokasi.


“Selama ini ketika anggota sedang bertugas terutama sangat proses penangkapan saya selalu mengusahakan ada dilokasi dengan tujuan memberikan dorongan semangat keberanian apalagi resiko penggrebekan itu sangat berbahaya dimana biasanya para bandar memiliki senjata api,” katanya.

Baca juga:  PTUN Canangkan Birokrasi Bebas Korupsi

Pengalaman menenggankan lainnya bagi Kombes Pol Agung adalah ketika melakukan penangkapan terhadap Warga Negara Asing sebagai pengedar maupun bandar karena menurutnya para WNA ini lebih berani lantaran sering melawan saat akan ditangkap bahkan tidak jarang terjadi baku tembak dengan petugas. Lantaran tugasnya yang berbahaya Kombes Pol Agung kala itu selalu membawa dua pistol dikanan kiri pingganya saat menjalankan misi dan itu menjadi ciri khas mantan Kapolres Tanah Karo Polda Sumut tersebut.

“Kalau dulu saat tugas pasti dua pistol saya bawa, bagaimana tidak para pelaku kala itu juga memiliki senjata api. Apalagi WNA biasanya melawan maka kami juga senantiasa memberikan tindakan tegas terukur,” bebernya.

Baca juga:  Polri: Bom Peninggalan Perang Dunia II di Mako Brimob Semarang Sensitif

Namun semenjak masuk di Jawa Tengah ia mulai sadar bahwa dirinya harus mulai menarik rem karena kultur di Jawa itu berbeda dengan luar pulau jawa artinya tidak sekeras kala itu. Sehingga perlakuan kepada para anggotanya pun harus berbeda saat ini. Akan tetapi penegakan hukum kaitannya dengan penyalahgunaan narkotika harus menggunakan mental ayam jago bukan ayam sayur.(akh)