JATENGPOS.CO.ID, BAWEN — Kampoeng Kopi Banaran makin dikenal sejak dibukanya akses jalan tol dari Ungaran sampai ke Bawen. Akses yang mudah untuk menjangkau ke lokasi wisata ini menjadikan semakin ramai didatangi pengunjung. Tidak hanya itu, inovasi yang terus dikembangkan oleh pengelola menjadi daya tarik sendiri.
Kawasan Wisata Agro Semarang yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) ini terletak di areal Perkebunan Kopi Kebun Getas Afdeling Assinan, berlokasi di Jl. Raya Semarang – Solo Km. 35.
Lokasi yang strategis memudahkan wisatawan menemukannya. Jika memasuki areal wisata yang terletak di hamparan perkebunan kopi, karet dan kakao ini pengunjung akan menemukan resto, dan mini market yang menyatu dengan butik kerajinan batik.
Jika melihat historis beberapa tahun lalu, Kampoeng Kopi Banaran tidaklah seramai sekarang. Tidak lain karena pengelola yang terus berinovasi untuk menambah daya tarik pengunjung. Kemajuan yang dicapai tidak lepas dari sentuhan dan pemikiran orang-orang yang berperan dalam pengelolaannya.
“Kampoeng Kopi Banaran terus berkreasi agar tidak pengunjung yang datang tidak mudah bosan. Kita membuat inovasi sesuai kebutuhan dan tren saat ini. Diantaranya melengkapi wahana yang unik yang menarik pengunjung, dan mengunggah ke media sosial,” ujar Assistant Manager Marketing & IT, Dicky Pramudito kepada Jateng Pos, kemarin.
Wahana baru yang saat ini ramai dikunjungi, lanjut Dicky, diantaranya air terjun fantasi 3D, Panahan, MX track, shooting target, dan terapi ikan. Masing-masing memiliki keunggulan karena tergolong baru juga jarang ditemukan di tempat wisata lain.
“Wahana baru merupakan salah satu keunggulan yang kita miliki, dengan suasana alam yang sejuk dengan pemandangan perkebunan yang asri, tentu menjadi kesenangan tersendiri bagi pengunjung,” tuturnya.
Tempat wisata ini cukup sejuk karena berada di ketinggian 480–600m dpl, dengan suhu udara berkisar antara 23ºC – 27º C, sehingga menjadi salah satu pilihan refresing para keluarga dan bagi warga kota Semarang dan sekitarnya.
Menurut Dicky, lokasi wisata ini pertama kali dibuka pada tahun 2002 berupa agro wisata dan resto. Mengingat lokasi yang nyaman dan luas, pihak direksi berencana akan terus mengembangkan fasilitas wisata.
Baru pada tahun 2005 dikembangkan wisata dengan konsep menyediakaan aneka wahana khususnya untuk anak-anak, seperti mandi bola, kolam renang, istana balon, kereta kelinci, outbond, berkuda, hammock, family playground, ATV, wisata edukasi, dan lain-lain.
Adanya penataan tersebut menarik pengunjung semakin bertambah. Wahana semakin tahun semakin ditambah.
“Baru kemudian pada tahun 2009 kita mengembangkan resort di sisi atas Kampoeng Kopi Banaran. Peristirahatan ini memiliki keunggulan dari suasananya yang berada di tengah-tengah perkebunan. Ada view danau Rawa Pening, beberapa gunung, dan view hamparan kebun,” tuturnya.
Saat ini Kampoeng Kopi Banaran memiliki 23 kamar resort dan 5 vila. Fasilitas penunjang bagi tamu yang menginap maupun pengunjung disediakan Laksita Spa yang berada di komplek resort. Bagi tamu yang bermalam pada pagi bisa merasakan kesegaran alam sekitar dengan jalan-jalan di jogging track (coffee walk).
“Laksita Spa ada bahan yang mungkin jarang ditemukam yakni spa menggunakan kopi atau coffee spa. Menggunakan bahan-bahan alami dan suasananya lebih nyaman dan tenang,” ujarnya.
Meski pengunjung sudah ramai tidak mengendorkan semangat pengelola destinasi wisata alam ini. Nantinya akan dilakukan pengembangan untuk menjadikan tempat ini semakin menghibur dan menyenangkan.
“Tempat wisata harus terus berinovasi dan berkembang agar tetap mendapat perhatian wisatawan. Saat ini meski jumlah wahana dan fasilitas pelengkap sudah banyak, kita berencana akan mengembangkan wisata ini dengan memperluas. Lahan di sini ada sekitar 40 hektar jadi pengembangan ke depan masih panjang,” jelasnya.
Atas kemajuan serta pengembangan dicapai Kampoeng Kopi Banaran, Jateng Pos mengapresiasi dengan memberi penghargaan Jateng Pos Award 2017 dalam kategori Innovative Tourism Destinations. Bagian dari support untuk membuat pihak pengelola terus berkereasi juga menginspirasi bagi pengelola wisata lain. (muz)