Kata Pengamat Jika TGB Bersanding dengan Jokowi

Tuan Guru Bajang (TGB) saat berbicara di Masjid Kampus (Maskam) Undip Semarang. Ist/Jateng Pos

JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Pengamat politik dari Indonesian Demokratic Center for Strategic Studies (Indenis), Girindra Sandino, berpendapat bila Joko Widodo disandingkan dengan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi pada Pilpres 2019 akan menghilangkan sentimen suku, agama, ras, dan antargolongan.

“Jika saja TGB Muhammad Zainul Majdi mendapat restu dari Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi pendamping Presiden Joko Widodo, maka isu-isu SARA dan isu-isu sensitiif terkait sentimen agama akan terminimalisasi, bahkan tidak tertutup kemungkinan perlahan akan hilang,” kata Girindra, di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, TGB yang merupakan Gubernur NTB dua periode memiliki berprestasi serta dekat dengan ulama yang memiliki ribuan jamaah, bahkan Ustadz-Ustadz yang memiliki jutaan jamaah pasti mendukungkungnya, seperti Ustadz Abdul Somad, Bachtiar Nasir dan lainnya.

Baca juga:  Beda Pasal 12 dan 11 PKPU, Mediasi Dico-KPU Dilanjut Hari Ini

“Walau belum terang-terangan mendukungnya, karena harus menunggu komando Habib Rizieq Shihab, tetap saja saya yakin demi kemaslahatan umat, kebaikan dan kemajuan umat Islam beliau alim ulama pasti mendukungnya,” kata Giging, sapaan Girindra.

iklan

Koalisi ini diharapkan mampu menumbuhkan kultur baru dalam masyarakat dengan mengubah pola pikir yang ada selama ini, dalam pendekatan organisional dan mengembangkan budaya organisasi.

“Koalisi ini memiliki kesempatan untuk melakukan gerakan bukan saja gerakan politik, akan tetapi gerakan budaya. Dengan gerakan tersebut, yang terpenting adalah jika duet antara Jokowi dan TGB terjadi, maka akan terjadi persatuan, dan tidak ada lagi kalimat ‘cebong’ dan ‘kampret’ lagi dalam pertarungan elektoral,” ujarnya.

Baca juga:  Zoom Meeting Jateng Pos TV: Pemkot Anggarkan Bansos Rp 12 Miliar, Advokad Saweran Bantu PKL

Ia pun meyakini bahwa keputusan TGB untuk melakukan pendekatan politik terhadap Jokowi pasti diketahui, bahkan direstui oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.

“SBY memainkan manuver politik kepemimpinan situasional kepada TGB untuk mendekati Jokowi. Dalam ilmu politik teori politik kepemimpinan situasional, singkatnya adalah kepemimpinan yang efektif adalah bergantung pada relevansi tugas, dan hampir semua pemimpin yang sukses selalu mengadaptasi gaya kepemimpinan yang tepat,” papar Direktur Eksekutif Indenis ini.

Efektivitas kepemimpinan bukan hanya soal pengaruh terhadap individu dan kelompok tapi bergantung pula terhadap tugas, pekerjaan atau fungsi yang dibutuhkan secara keseluruhan. (drh/ant)

iklan