Kawasan Industri Kendal Jadi Percontohan Nasional

Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian RI Taufiek Bawazir. ANTARA/HO-Dokumentasi Kementerian Perindustrian.

JATENGPOS.CO.ID, KENDAL — Kementerian Perindustrian menyatakan Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mampu menjadi percontohan kawasan industri nasional seiring dengan potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut.

Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazir di Kendal, Kamis, mengatakan selain memiliki Kawasan Industri Kendal, di kabupaten tersebut terdapat pabrik baja dan industri pariwisata yang cukup besar potensinya.

“Apalagi kontribusi sektor industri Kendal sudah melebihi 30 persen terhadap pendapatan daerah, ini merupakan indikator capaian keberhasilan suatu daerah dari perspektif perindustrian,” katanya dalam focussed group discussion (FGD) yang diselenggarakan di Kantor Pemkab Kendal.

Keunggulan kabupaten ini, menurut Taufiek Bawazir, sudah terlihat sejak zaman penjajahan Belanda.

iklan
Baca juga:  Tim Cyber Patroli Terus Pantau Medsos

Ia mengatakan salah satu peninggalan dari zaman tersebut adalah berdirinya Pabrik Gula Cepiring. Hal tersebut menandakan Kendal sangat prospektif di bidang perindustrian.

“Oleh karena itu, kami akan kawal sebagai perwakilan pemerintah untuk ikut membesarkan Kendal di bidang perindustrian. Ini tugas kami turun tangan membantu pengembangan industrinya. Kami tegaskan agar industri di Kendal memiliki multiplier effect, saling take and give dengan memanfaatkan secara maksimum informasi teknologi yang ada,” katanya.

Di sisi lain, masyarakat perlu mengasah kemampuan mengoperasikan teknologi informasi dengan memanfaatkan alat teknologi yang dimiliki, seperti gawai.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Kendal Dico Ganinduto mengatakan sudah banyak industri yang berdiri di wilayahnya termasuk pabrik baja di Patebon. Selain itu juga ada Kawasan Industri Kendal (KIK) yang memiliki luas sekitar 1.000 hektare.

Baca juga:  Bupati Demak: MAPSI Jadi Tolok Ukur Pendidikan Agama

Melihat potensi tersebut, pihaknya berharap ke depan KIK mampu menampung lalu lintas industri yang melintasi dan berproduksi di kawasan tersebut.

“Ini kami lakukan karena melihat prospek yang sangat bagus untuk mengembangkan perindustrian. Apalagi sudah ada puluhan Negara yang siap berinvestasi seperti Vietnam, Jepang, China, Malaysia, Singapura, Korea, Philipina, dan tentunya Indonesia,” katanya.

Sementara itu, perwakilan akademisi dari Universitas Mataram Chairil mengatakan kemajuan industri sangat erat hubungannya dengan kemampuan pelaku ekonomi dalam memanfaatkan informasi teknologi.

Ia mengatakan jika salah satu indikator Kementerian Perindustrian tentang kemajuan industri harus berbasis informasi teknologi, perlu ada sosialisasi terkait hal itu.

“Agar ada sosialisasi tentang penggunaan sistem informasi berbasis teknologi karena realitasnya di daerah kami sendiri masih banyak masyarakat pelaku ekonomi yang belum maksimal memanfaatkan informasi teknologi sebagaimana dikehendaki Kementerian Perindustrian,” katanya. (fid/ant)

Baca juga:  Mendekati Pemilu, KPU Salatiga Kembali Gelar Simulasi
iklan