JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Dampak el nino mulai terasa. Sejumlah wilayah di Jateng mulai terasa. Perum Jasa Tirta (PJT) I bersama dengan BPBD dan instansi terkait melakukan penyaluran air bersih ke beberapa desa yang terdampak musibah kekeringan. Penyaluran dilaksanakan di sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah oleh Divisi Jasa ASA (DJA) IV PJT I.
Adapun suplai air bersih menyasar Desa Monggot Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dan Desa Ngargosari Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Di masing-masing lokasi, PJT I melakukan dropping air bersih sebanyak 17.000 liter sehingga total air bersih untuk kedua desa tersebut sebesar 34.000 liter telah disalurkan.
Selain dua lokasi tersebut juga disalurkan air bersih sebanyak 5.000 liter untuk masyarakat di Desa Tunjungseto, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen. Direktur Operasional PJT I, Milfan Rantawi menjelaskan, penyaluran air bersih yang dilakukan merupakan kontribusi PJT I untuk turut membantu pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat.
“Saat ini ketersediaan air bersih sangat terbatas akibat dampak dari bencana kekeringan di beberapa wilayah di Provinsi Jawa Tengah. Sebagai upaya nyata untuk membantu masyarakat terdampak, kami melakukan kegiatan penyaluran air bersih secara langsung,” jelas Milfan, Senin (21/8/2023).
Untuk penyaluran air bersih, pihaknya memetakan lokasi dengan mempertimbangkan signifikansi dari penyaluran sehingga kegiatan dapat tepat sasaran. “Pemilihan lokasi ini kami lakukan dengan koordinasi bersama BPBD setempat,” ungkapnya.
Menurutnya, penyaluran air bersih dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi cuaca. “Sebagaimana yang telah diprediksi oleh BMKG, adanya El Nino tahun ini berpotensi meningkatkan potensi kekeringan di Indonesia secara umum,” tuturnya.
Fenomena El Nino yang terjadi, lanjut dia, menyebabkan rendahnya curah hujan hingga kuartal IV tahun 2023. “El Nino ini diprediksi oleh BMKG akan memundurkan periode musim hujan di sejumlah wilayah di Jawa Tengah hingga bulan November atau Desember mendatang,” ungkapnya.
Adanya fenomena El Nino tentunya juga mempengaruhi ketersediaan air pada waduk dan long storage bendung yang dikelola PJT I. Terlebih dengan kondisi musim hujan yang diprediksi akan mundur. Untuk mengantisipasi dampak kekeringan, PJT I terus menjaga pengoperasian waduk sesuai dengan pola dan secara rutin mingguan melaporkan kondisi elevasi waduk ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan BBWS setempat.
“Upaya efisiensi dalam penggunaan cadangan air ini terus kami laporkan secara rutin. Kami berharap seluruh pihak dapat bersama-sama berhemat dalam memanfaatkan air waduk,” imbaunya.
Saat ini tampungan air di Bendungan Wonogiri, Bendungan Kedungombo dan Bendungan Wadaslintang menjadi andalan masyarakat Jawa Tengah dalam mengahadapi kemarau panjang tahun ini. “Optimalisasi dalam pengoperasian Bendungan serta pengalokasian air beberapa bulan ke depan akan menjadi prioritas kami untuk menghadapi kondisi kekeringan tahun ini,” pungkasnya. (sgt)