JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pariwisata semakin serius mengembangkan wisata alam atau ekowisata di Indonesia. Potensi-potensi yang ada di daerah terus dikembangkan. Kamis-Jumat (28-29/3), pengembangan ini menyentuh Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Ekowisata daerah ini akan diangkat dalam Focus Group Discussion Pengembangan Produk Ekowisata Kabupaten Bondowoso.
Rencananya, Focus Group Discussion akan dilangsungkan di Hotel Palm Bondowoso. Sejumlah sosok kompeten dihadirkan. Tidak tanggung-tanggung, yang akan menjadi keynote speaker adalah Bupati Bodowoso, Salwa Arifin. Sedangkan untuk narasumber ada Specialist Conservation for Ecotourism Development Teguh Hartono, dan Ketua Umum Asosiasi Wisata Agro Indonesia DPD Jawa Timur Djoko Sudibyo.
Menurut Ketua Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata David Makes, kegiatan Focus Group Discussion Pengembangan Produk Ekowisata ini diharapkan bisa mengangkat potensi di Bondowoso.
“Indonesia sangat kaya akan wisata alam. Hampir seluruh daerah di Indonesia memiliki potensi wisata alam yang luar biasa. Kita mencoba mengangkat semua potensi yang ada. Termasuk yang ada di Bondowoso. Mengapa Bondowoso? Karena potensi yang dimiliki luar biasa. Bondowoso tidak kalah dengan daerah lain. Kita mencoba meyakinkan itu,” katanya, Minggu (24/3).
David menambahkan, daerah harus sadar terhadap potensi pariwisata yang dimiliki. Karena pariwisata bisa berimbas positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Terlebih, buat masyarakat sekitar destinasi.
“Yang kita harapkan, pengembangan ekowisata ini bisa berdampak nyata terhadap peningkatan ekonomi daerah dan masyarakat. Selain tentunya bisa membantu pencapaian terget kunjungan wisatawan yang dibebankan pemerintah. Dengan potensi yang dimilikinya, kita yakin Bondowoso juga bisa berkembang,” paparnya.
Sementara Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan Bondowo bisa menjadi pilihan baru destinasi wisata di Jawa Timur.
“Jawa Timur memiliki sejumlah daerah yang menjadi destinasi wisata. Dan, Bondowoso bisa menjadi salah satunya. Yang coba kita gerakkan adalah dari sektor wisata alam. Karena, Bondowoso memiliki potensi itu. Dan hal terbukti kunjungan wisatawan ke daerah ini yang semakin meningkat,” tutur Ni Wayan Giri.
Berdasarkan data yang ada di Kementerian Pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan asing ke destinasi terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Lonjakan terjadi di tahun 2017. Ketika itu, kunjungan wisman ke destinasi di Bondowoso mencapai 43.037 orang. Meningkat tajam jika dibandingkan tahun 2016 dengan jumlah 33.148 wisman. Di tahun 2018, kunjungan wisman ke destinasi di Bondowoso meningkat lagi menjadi 48.734 orang.
“Bondowoso memiliki 26 destinasi wisata. Data itu diambil dari kunjungan ke 26 destinasi tersebut. Namun, ada tiga destinasi utama yang menjadi pilihan wisatawan mancanegara. Yaitu Kawah Ijen, Kawah Wurung, dan Pemandian Air Panas Blawan,” katanya.
Sedangkan untuk wisatawan nusantara, tahun 2018 jumlah kunjungannya mencapai 404.208 orang. Lonjakan tajam kunjungan wisatawan nusantara ke Bondowoso terjadi tahun 2017. Jumlahnya mencapai 360.439 orang. Jumlah ini melonjak sangat tajam jika dibandingkan tahun 2016 yang ’hanya’ mencapai 131.501 orang.
“Data kunjungan wisatawan ini membuktikan jika Bondowoso mulai menjadi pilihan dalam dua tahun terakhir. Lonjakan mulai terjadi tahun 2017, dan datanya terus meningkat. Kita berharap Bondowoso juga menangkap peluang ini,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap wisata alam di Indonesia terus digali. “Salah satu keunggulan Indonesia adalah alamnya yang indah. Oleh karena itu, saya berharap kekayaan itu bisa digali dengan maksimal,” harapnya.(rif)