JATENGPOS.CO.ID, BANYUMAS – Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofiska (BMKG) sudah mengingatkan jika pada 2019 diprediksi Indonesia akan menghadapi fenomena El Nino. Kementerian Pertanian (Kementan) pun meminta petani waspada dan terus berkoordinasi dengan Dinas Pertanian setempat.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan Tim Khusus penanganan Kekeringan. Tim khusus ini akan turun ke lokasi-lokasi kekeringan di wilayah sentra produksi padi.
“Tugas dan fungsi dari Tim Khusus ini nanti untuk melakukan koordinasi dengan pihak terkait, antara lain TNI, Kementerian PUPR serta Pemerintah Daerah setempat,” ujar Sarwo Edhy, Kamis (18/4).
Tujuannya, untuk memetakan permasalahan, negosiasi penggelontoran air dari Bendung atau Bendungan. Serta terlibat langsung melaksanakan pengawalan gilir giring air sesuai jadwal yang telah disepakati.
“Secara umum permasalahan kekeringan yang terjadi disebabkan oleh curah hujan yang sedikit dan kondisi penggelontoran debit air dari Bendung atau Bendungan mengalami penurunan,” kata Sarwo Edhy.
Sementara, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah meminta petani segera melakukan percepatan masa tanam. Hal ini bertujuan untuk menghindari dampak El Nino. Selain itu, petani juga disarankan untuk menanam varietas padi berumur pendek dan tahan kering.
“Karena di Banyumas tidak akan lama lagi memasuki musim kemarau. Oleh karena gunakan bibit tanaman yang tahan terhadap kekeringan,” kata Kepala Dinpertan dan Ketahanan Pangan Banyumas, Widarso.
Oleh karena petani yang sudah selesai panen, disarankan segera mengolah sawahnya untuk ditanami kembali. Sebab dengan adanya fenomena El Nino petani harus segera tanam.
“Sebab petani harus bekejaran dengan datangnya musim kemarau,” tambah Widarso.
Diakui para petani di sebagian wilayah Banyumas, seperti Lumbir dan Sumpiuh sudah ada yang tanam kembali. Sedangkan wilayah lainnya ada yang baru persiapan tanam dan ada pula yang akan memasuki masa panen.
Ketua Gabungan Kelompok Tani Sri Jaya, Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, Sartam mengakui sejak April hujan sudah mulai jarang. Oleh karena setelah panen, petani langsung melakukan persiapan untuk menanam kembali bekejaran dengan datangnya musim kemarau, mengantisipasi terjadinya gagal panen akibat kekeringan.
“Sebagian besar lahan sawah di Tinggarjawa sudah ditraktor sebagian lainnya membuat persemaian. Diperkirakan sebelum bulan puasa masa tanam sudah selesai semua,” katanya.
Ia mengatakan, petani di Desa Tinggarjaya menanam berbagai varietas padi usia pendek berkisar 90-94 hari, antara lain Mekongga, Ciherang, dan Inpari 32.
Berdasarkan prediksi BMKG, awal musim kemarau 2019 diprakirakan mulai April ini. Tahun ini diprediksi Indonesia akan menghadapi fenomena El Nino sebesar 55%-60%. Kemudian pada periode Juli-September 2019, iklim diperkirakan lebih kering. Akibatnya 25,5% wilayah berpotensi mengalami musim kemarau lebih maju, sedangkan 24% wilayah berpotensi mengalami musim kemarau di atas normal.(rif)