JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) menginginkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) dimanfaatkan semaksimal mungkin. Bahkan, Kementan juga ingin Alsintan dikelola menjadi unit bisnis agar menghasikan keuntungan bagi kelompok tani. Sebab itu, Kementan rutin memberikan pelatihan penggunaan Alsintan bekerja sama dengan Dinas Pertanian di daerah.
“Tujuan kami adalah untuk optimalkan Alsintan. Tujuannya adalah agar biaya produsi lebih ringan, mempercepat tanam, dan meminimalisir losses. Jadi harus ada pelatihan agar jangan sampai Alsintan tidak produktif,” ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, Senin (13/5).
Pelatihan kepada kelompok tani dan operator Alsintan dikemas dalam kegiatan On The Job Training (OJT) dengan menerjunkan tim mekanisasi. Peserta OJT adalah operator alsintan, pemuda tani, dan babinsa.
“Tujuannya supaya operator, petani dan babinsa memiliki pengetahuan untuk mengoptimalkan, memanfaatkan, dan merawat Alsintan. Terutama yang berasal dari bantuan pemerintah agar umur ekonomisnya maksimal,” kata Sarwo Edhy.
Dijelaskannya, dengan memanfaatkan alsintan, Indeks Pertanaman meningkat karena sejak pengolahan hingga panen waktunya lebih singkat. Dan dapat dipastikan, dengan Alsintan, kegiatan pertanian akan lebih mudah, murah dan hemat biaya.
“Pelatihan atau sosialisasi soal Alsintan memang penting untuk meningkatan pengetahuan petani. Petani diharapkan menjadi lebih terbiasa dengan teknologi, sehingga pemanfaatan alat tersebut menjadi maksimal,” pungkas Sarwo Edhy.
Baru-baru ini, para operator dan petani pengguna Alsintan di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur dan Sukabumi, Jawa Barat mendapat pelatihan dan bimbingan teknis (Bimtek) tentang alsintan.
Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Eli Sulastri mengatakan, Bimtek tersebut sebagai upaya peningkatan produksi melalui sarana prasarana dan pertanian. Kegiatan yang diselenggarakan di aula rapat Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi tersebut, mendapat sambutan baik dari para petani yang merupakan penerima alsintan.
“Jadi sebelum penyerahan alsintan mereka perlu memahami tata cara penggunaan dan pemeliharaan traktor tersebut. Bimtek ini untuk memudahkan penggunaan handtractor oleh kelompok tani yang akan membajak sawah,” jelasnya.
Eli menambahkan, bantuan traktor bagi kelompok tani ini pembiayaannya berasal dari APBN 2019 Kementerian Pertanian. Masing-masing kelompok tani akan menerima satu unit handtractor.
“Kelompok tani yang mengikuti bimtek alsintan ini adalah penerima bantuan traktor tangan berkapasitas 6,5 PK. Jadi sebelum penyerahan alsintan mereka perlu memahami tata cara penggunaan dan pemeliharaan traktor tersebut. Bimtek ini untuk memudahkan penggunaan handtractor oleh kelompok tani yang akan membajak sawah,” ungkap Eli.
Sementara, kegiatan pelatihan di Kabupaten Malaka berlangsung di Aula Dinas TPHP. Kegiatan berlangsung selama dua hari dengan jumlah peserta 30 orang. Tujuan pelatihan tersebut adalah memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi operator dan para petani yang menggunakan handtractor. Pengetahuan itu berkaitan dengan cara mengoperasikan mesin traktor dan cara merawat (maintenance).
“Tujuan pelatihan ini untuk melatih para operator dan petani tentang cara merawat dan mengoperasikan handtractor. Dengan bekal pengetahuan yang memadai, para operator dan petani dapat mengoperasikan mesin traktor dengan baik serta dapat merawatnya dengan baik pula,” ujar perwakilan dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Kupang, Mawalluddin.
Mawalluddin mengharapkan, dengan adanya pelatihan ini, pengetahuan dan ketrampilan petani serta operator dalam mengoperasi mesin traktor semakin baik. Sehingga berdampak pada optimalnya pengolahan lahan pertanian di Malaka.
“Pelatihan ini merupakan kesempatan emas bagi peserta yang adalah operator dan ketua kelompok tani. Apalagi, seandainya para penerima bantuan bisa mengelolanya menjadi unit bisnis akan lebih bagus lagi,” ujarnya.(rif)