JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Dirjen Bina Marga, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VII Semarang menyerahkan bantuan mesin pencacah plastik kepada sejumlah daerah di Jateng dan DI Yogyakarta.
Selain wujud kepedulian lingkungan dari Kementrian PUPR, program ini juga mendukung ketersediaan biji plastik yang akan digunakan campuran aspal yang sedang digalakkan Dirjen Bina Marga. Mesin secara simbolis diserahkan oleh, Sudirman, staf ahli Kementrian PUPR bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat, kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, Jogjakarta dan Semarang, Selasa (10/9) di Hotel Alila Solo.
“Program ini untuk mendukung penerapan teknologi aspal plastik dan mendukung pengurangan sampah di kawasan kota – kota besar. Sebagai salah satu bentuk kepedulian dan tanggung jawab kita pada lingkungan,” tandas Sudirman.
Sudirman yang juga salah satu tokoh yang digadang masuk dalam bursa Pemilihan Walikota Surakarta dalam Pilkada 2020, mengatakan, program pengadaan mesin pencacah ini sekaligus memberikan nilai lebih bagi pemulung dan masyarakat pengguna bank sampah.
“Kami ingin ikut meningkatkan taraf hidup pemulung, mereka bisa mengolah plastik sendiri kemudian menjualnya kembali pada pemerintah, salah satunya sebagai bahan campuran aspal tersebut,” tandas Sudirman yang asli Solo.
Sedikitnya 1.000 mesin pencacah plastik telah disiapkan Kementerian PUPR untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah daerah se Indonesia agar teknologi aspal plastik dapat diaplikasikan secara luas, dan sekaligus juga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan ekonomi pemulung sampah plastik.
Pada kesempatan ini, selain Kota Solo sebanyak lima unit, Kementrian PUPR bersama Dirjen Bina Marga, BBPJN VII Semarang, secara simbolis juga menyerahkan mesin pencacah plastik yang sama untuk Kabupaten Semarang lima unit, dan sebanyak lima unit untuk Kota Yogyakarta.
Sedangkan sebelumnya, 16 unit sudah diserahkan untuk Banyumas dan Purwokerto. Tentang program ini, disebutkan Kementerian PUPR sebelumnya telah melakukan uji coba di beberapa lokasi dan dinilai berhasil yakni, di Jakarta, Makassar, Bekasi, Denpasar, jalan tol Tangerang-Merak, dan Surabaya. Juga jalan raya di Yogjakarta dan Semarang.
Seperti disampaikan Kepala BBPJN VII Semarang, Akhmad Cayadi, hasilnya, stabilitas (aspal) lebih tinggi, lebih kokoh dan tidak beracun. Penggunaan aspal plastik akan membantu mengurangi limbah plastik yang mendominasi sampah di laut Indonesia. Di sisi lain, limbah plastik kresek kini memiliki nilai ekonomi yang cukup baik.
“ Yang terpenting adalah bagaimana plastik kresek yang semula tidak ada nilainya kini bisa dimanfaatkan. Harganya bervariasi mulai dari Rp 2.000 sampai Rp 4.000 per kg. Dengan adanya mesin pencacah ini muncul demand yang hasilnya bisa dibeli untuk campuran aspal,” pungkasnya. (dea/bis/rit)