JATENGPOS.CO.ID. SEMARANG- Pengamat Permasalahan Banjir, Prof Dr Ir Imam Wahyudi, DEA yang juga Kepala Pasca Sarjana Falkutas Teknik (FT) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang mengatakan kondisi rob Sayung memang cukup parah. Hal itu terjadi karena adanya penurunan permukaan tanah.
“Sayung memang menjadi perhatian banyak pihak dan mengharapkan pemerintah bisa segera memberikan tindakan darurat, sebelumnya pembangunan tol laut rampung agar masyarakat di wilayah itu bisa tinggal dan bekerja nyaman,“ ujarnya Senin (9/8/2021) di kantornya.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak Munawir SHT SH mewakili kegelisahan warganya mengatakan permasalahan kondisi banjir rob di wilayahnya hingga saat ini belum juga dapat diatasi dan menyebabkan aktivitas warga terhambat, bahkan rumah penduduk pun nyaris keseluruhan tergenanang banjir pasang laut itu.
“Apalagi pada musim hujan banjir semakin memburuk, tidak hanya akibat rob, namun limpahan air dari Sungai Babon dan Sungai Sayung membuat rumah warga tergenang dan memaksa mereka harus mengungsi di tempat yang lebih tinggi dan nyaman,“ ujarnya, Senin (9/8) di Unisula.
Menurutnya, bencana air pasang atau rob yang melanda di beberapa wilayah di Kecamatan Sayung Demak, tidak hanya menggenangi jalan raya dan pemukiman penduduk, namun lahan persawahan rusak parah menjadi puso.
Selama ini, lanjutnya, daerah paling parah terdampak rob di Kabupaten Demak adalah Kecamatan Sayung yang memiki 11 desa di antaranya Desa Bendono, Purwosari, Tugu, Surodadi, Gemulak, Lo Ireng, Sidorejo, Sayung dan Tumbul Sloko.
Di lokasi itu, tutur Munawir, air rob selain memasuk rumah warga juga menggenangi jalan-jalan, termasuk jalan raya sehingga menimbulkan kemacetan. Baca Juga:
Munawir menuturkan jika pembangunan tol sebagai tanggul laut tidak dipercepat, nasib warga Sayung bakal semakin memprihatinkan, mengingat pendapatan mereka juga ternsendat akibat aktivitas mereka bekerja sehari-hari terus mengalami hambatan yang tak pernah bisa teratasi.
“Genangan air rob yang tidak kunjung usai kini membuat warga hanya bisa pasrah dan mereka melakukan aktivitas seperti biasa, meski harus melintasi genangan air dan hanya berharap pemerintah bisa cepat menangani permasalahan itu, sebelum pembangunan tol Semarang-Demak jadi,” tutur Munawir,
Menurutnya, pembangunan tol laut itu belum dapat dipastikan kapan bisa selesai, bahkan saat ini saja realisasi pembebasan lahan masih tersendat, hingga berpotensi bakal mengalami kemuduruan.
Jika mengalami kemunduruan, lanjutnya, nasib warga Sayung semakin memprihatin lagi, tidak hanya karena genangan air rob, namun lahan rumah warga juga mengalami keamblesan (tanah turun).(akh/muz)