JATENGPOS.CO.ID, BEKASI – Bekasi Night Festival 2019 sukses digelar. Kegiatan yang dihelat dalam rangka memperingati hari jadi Kota Bekasi ke-22 ini berlangsung selama dua hari, Sabtu-Minggu (23-24/3), di Boulevard Ahmad Yani, Summarecon, Bekasi.
Mengangkat tema ‘Kilau Budaya Nusantara’, Bekasi Night Carnival terlihat sangat meriah. Ada runway beralas karpet merah untuk penampilan model yang menggunakan kostum tematik dan batik Bekasi dengan juntai sepanjang 22 meter. Ada 22 motif batik Bekasi yang diperagakan sejumlah model dari finalis Abang Mpok Kota Bekasi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bekasi, Zarkasih mengatakan, Bekasi Night Carnival 2019 dibagi menjadi 3 kegiatan. Yaitu Night Carnival Fashion on The Street, Great Sale and Culinary Festival, serta Charity Seniman Kreator Batik.
Selain kostum tematik dan batik Bekasi, Night Carnival On The Street juga diisi dengan tari massal Ronggeng Menor, pertunjukan seni dari seluruh sanggar di Bekasi, serta pemberian penghargaan kepada seniman dan kreator batik Bekasi.
“Sementara Bekasi Great Sale & Culinary Festival, adalah pameran dan penjualan produk UMKM berbagai komoditas. Mulai dari fashion hingga kuliner daerah, yang diikuti baik dari Bekasi maupun luar Bekasi, BUMD, BUMN, serta beberapa sponsor. Kegiatan kemudian berlanjut dengan Charity Seniman Kreator Batik,” ujarnya, Senin (25/3).
Walikota Bekasi Rachmat Effendy, melalui Wakil Walikota Bekasi Tri Adianto menyatakan, Pemkot Bekasi akan berupaya membangun SDM pariwisata dan atraksi-atraksi yang menarik sehingga dapat dijual kepada wisatawan. Ia berharap event ini bisa membangun image Kota Bekasi menjadi lebih humanis dan manis. Sehingga, khalayak lebih memiliki perhatian kuat untuk berkunjung ke Bekasi, termasuk para investor.
“Dari event ini, kami berharap akan muncul dampak positif bagi pariwisata Kota Bekasi, yang nantinya juga akan mensejahterakan masyarakat setempat. Terkait destinasi, wisatawan bisa mengunjungi Transpark Bekasi Timur yang sudah diresmikan beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Adela Raung mengatakan, selama ini Bekasi dikenal hanya sebagai kota transit, kota pinggiran dan beberapa image keruwetan lain. Publik mengira Bekasi hanyalah kota industri yang kaku, hanya ada hiburan konsumtif seperti mall, dan tak memiliki wisata alam.
“Tak banyak yang tahu bahwa Bekasi juga memiliki sejarah khusus tentang keindahan pluralism, perjuangan yang sangat heroik, seniman-seniman kreatif, bahkan produk budaya yang sangat menarik. Ini sangat berpotensi untuk diangkat menjadi daya tarik bagi wisatawan,” ujarnya, didampingi Kepala Bidang Pemasaran Area I (Jawa) Kemenpar Wawan Gunawan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, event adalah salah satu metode paling efisien dan cepat untuk menciptakan komoditi baru di bidang pariwisata. Dengan merancang sebuah event yang memiki kualitas dan berbobot kearifan lokal, maka dalam waktu singkat sebuah daerah bisa memiliki sumber pendapatan baru.
“Kita tahu, di era millenial saat ini, masyarakat cenderung menyukai viralisme. Karena itu, event seperti Bekasi Night Carnival bisa dimanfaatkan untuk menarik investasi dan ketertarikan public. Ini merupakan langkah ang sangat strategis, kreatif dan cerdas,” ungkapnya.
Diakui Menpar Arief, generasi milenial adalah free marketer yang sangat ideal dan strategis untuk menyuarakan dan memberitakan secara luas mengenai sebuah kegiatan atau gagasan. Hanya melalui gadget di tangannya, anak muda bisa dimanfaatkan sebagai the most important marketer. (rif)