Keren, GenPI Siap Menyambut Tourism 4.0

Keren, GenPI Siap Menyambut Tourism 4.0
Keren, GenPI Siap Menyambut Tourism 4.0

JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Memasuki hari kedua, Rakornas Pariwisata I 2019 Kementerian Pariwisata makin seru. Digelar di Golden Ballroom The Sultan Hotel Jakarta, salah satu yang dibahas adalah peran atau manfaatnya Generasi Pesona Indonesia (GenPI) dan Generasi Wonderful Indonesia (GenWI) bagi pariwisata Indonesia.

Staff Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi Don Kardono mengatakan, GenPI merupakan komunitas anak muda atau netizen yang peduli pariwisata. GenPI merupakan salah satu kaum milenial yang siap menyambut datangnya era Tourism 4.0.

Dikatakannya, anak muda jaman sekarang tidak bisa lepas dari traveling, gadget (smartphone), dan social media. Smartphone, benda yang tidak bisa jauh dari kehidupan anak-anak muda jaman sekarang. Sosial media, sudah seperti dunia kedua yang dimiliki anak muda sekarang.

“Bisa dikatakan separuh hidup anak muda sekarang didedikasikan untuk media social. Sedangkan travelling, inilah aktivitas yang menjadi prioritas utama ketika waktu libur telah tiba,” ujar Don Kardono, Jumat (1/3).

iklan

Pria yang biasa bergaya casual ini mengatakan, kehadiran GenPI untuk mengarahkan kebiasaan-kebiasaan anak muda ke arah yang positif dan dalam koridor pariwisata. Dia pun membeberkan aktivitas GenPI di media sosial seperti apa saja.

Pertama, GenPI bisa bantu memperkaya artikel-artikel tentang destinasi pariwisata. Kedua, GenPI juga membantu pembaharuan foto-foto atau video destinasi pariwisata. Ketiga, GenPI juga kerap menjadikan pariwisata Indonesia sebagai topic yang hangat untuk diperbincangkan di twitter, hingga menjadi trending topic twitter Indonesia. Serta aktivitas lainnya yang berhubungan dengan hobi para anggotanya.

Baca juga:  Keren, Indonesia Panen Penghargaan di KAYAK Travel Award Singapore 2018

“Semua bisa saling berinteraksi, saling berkomunikasi, saling mempromosikan Indonesia. GenPI dari dalam negri, sedangkan GenWI mempromosikan Indonesia di luar negri. Ini bersatu untuk Pariwisata Indonesia,” ujar Don Kardono.

Dijelaskannya, GenPI yang nantinya ada di seluruh Indonesia akan mengeksplorasi seluruh destinasi yang ada di tanah air.

Promosi melalui sosial media itu langsung disambut oleh GenWI yang juga tugasnya memviralkan semua karya GenPI ke seluruh dunia maupun di daerah tempat para pelajar tersebut menuntut ilmu.

“Dari interaksi GenPI dan GenWI itulah nantinya akan mengangkat pariwisata Indonesia. Bahkan kami juga sudah mempersiapkan “rumah” untuk keduanya yakni ITX dan GenPI.co.

“Dua platform itu akan memperkuat interaksi. ITX bisa menjalankan dan menjual paket wisata untuk wisatawan dengan online travel agent, sedangkan di GenPI.co juga bisa berinteraksi dan mempublish karya-karyanya yang kaitannya dengan pariwisata Indonesia,” katanya.

Seperti diketahui, GenPI anggotanya adalah para pelaku sosial media yang ada di seluruh Indonesia. Sedangkan GenWI adalah para pelajar maupun seluruh masyarakat Indonesia yang ada di luar negri. Sampai saat ini GenPI sudah berdiri di 34 Provinsi di Indonesia dan dan GenWI di 4 Negara. Jumlah anggota GenPI saat ini sudah mencapai angka 15.000 orang.

“Sekarang eranya sudah sosial media. Bahkan efektivitasnya 4 kali lipat lebih efektif dibandingkan yang lain. Seperti yang selalu bapak Menteri Pariwisata Arief Yahya utarakan bahwa GenPI dan GenWI harus punya creative values maupun comercial values. Maka dari itu kita siapkan rumah di ITX dan GenPI.co,” ungkapnya.

Baca juga:  GenPI Poltekpar Medan akan Segera Digass!!

Pada 2018, GenPI sukses membuat 1.451 trending topic di Twitter. Sementara di awal 2019 ini sudah 110 trending topic yang dibuat. Yang di-trending-kan antara lain destinasi wisata, Calendar of Event (CoE) pariwisata dan kebijakan pariwisata.

“Tentu saja mereka juga punya kode etik. Yaitu No Politic, No Hoax dan No SARA. Semua hanya tentang pariwisata Indonesia,” tambah Don Kardono.

Tidak hanya aktif di online, tetapi GenPI juga memiliki kegiatan-kegiatan offline. Salah satunya meng-create “Destinasi Digital”. Destinasi digital ini dikelola dalam bentuk ‘Pasar Kekinian’.

“Pasar ini dibuat semenarik mungkin, dengan konsep yang tidak membosankan dan instagramable tentunya,” kata Don Kardono.

Hingga 2018 sudah tercipta 65 Destinasi Digital yang tersebar di berbagai daerah. Sementara tahun ini yang mengajukan ada 58 destinasi. Namun yang baru lolos kurasi ada 16 destinasi, 2 di antaranya sudah di-launching.

“Destinasi digital GenPI selalu heboh di dunia maya, viral di media sosial dan nge-hits di Instagram,” ujarnya.

Sumber daya manusia di GenPI juga tidak sembarangan. GenPI dan juga GenWI diisi oleh nitizen, Blogger, Vloger, Fotografer, Videografer, Traveler, Jurnalis, Reporter dan Influencer. Kata Don, dunia kini sudah mulai berubah, dan dunia sudah dalam genggaman.

Baca juga:  Kejar Target 5 Juta Wisnus, Kemenpar Gelar Misi Penjualan Borobudur di Batam

”More digital more global, more digital more personal, more digital, more profesional. GenPI dan GenWI harus terus memberikan contoh yang baik dalam bersosial media, mari kita bergandeng tangan untuk membangun pariwisata Indonesia melalui sosial media,” ajak Don Kardono.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Indonesia memiliki banyak spot instagramble kian diincar oleh para wisatawan terutama wisatawan domestik. Menurutnya, gaya hidup masyarakat dunia kini mencari lokasi wisata yang eksotis.

“Mereka (wisatawan) suka tempat yang bisa berfoto ria dan layak dimedsoskan, sedangkan differentiating-nya harus instagramable, dan branding-nya: Kids Zaman Now,” kata Menpar Arief Yahya.

Dengan demikian, untuk bisa mengikuti gaya hidup masyarakat, Kementrian Pariwisata (Kemenpar) bersama dengan para generasi muda membentuk GenPI, memanfaatkan media sosial untuk menciptakan destinasi wisata digital.

Arief menjelaskan, destinasi digital merupakan destinasi yang dikreasikan kaum milenial yang kreatif. Melihat saat ini sekitar 70 persen masyarakat aktif di dunia digital, destinasi wisata pun didorong untuk lebih kreatif menciptakan obyek gambar yang instagramable.

“Hal ini dimaksud agar wisatawan yang aktif di dunia maya dapat mem-posting foto yang menarik di media sosial sehingga mendapatkan banyak likes, comment, repost, share, dan interaksi positif,” pungkas Menpar Arief Yahya.(rif)

iklan