JATENGPOS.CO.ID, Magelang – Kegiatan dialog antartokoh agama dan masyarakat merupakan wadah tepat mengantisipasi isu serta kerawanan konflik sara yang kerap terjadi akhir-akhir ini, kata Sekretaris Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Magelang, Bambang Muryanto.
“Menjelang pemilu banyak beredar isu yang menyesatkan, cenderung mengadu domba antarkelompok. Maka kegiatan dialog menjadi salah satu wadah yang tepat untuk mengantisipasi ancaman itu karena bisa memecah kerukunan,” katanya di Magelang, Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut saat membacakan sambutan Kepala Kesbangpol Linmas Kota Magelang Hamzah Kholifi dalam Dialog Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan Beragama 2019, di Aula Kantor Kelurahan Cacaban, Kota Magelang.
Menurut dia ancaman lainnya adalah penyebaran paham radikal dan terorisme yang belakangan masih sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Menurut dia dua ancaman tersebut juga bisa mengacaukan persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat untuk mengembangkan sikap tenggang rasa, toleransi, antarsesama meskipun ada perbedaan satu sama lain.
“Tanggapan yang bijaksana dan proaktif diharapkan dapat mencegah tindakan destruktif dan mengeliminasi konflik yang merugikan sendi-sendi kehidupan masyarakat,” katanya.
Ia mengapresiasi serta memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada masyarakat Kota Magelang, khususunya tokoh agama dan tokoh masyarakat, karena telah berpartisipasi dalam pembangunan terutama di bidang keagamaan.
Ia berharap kegiatan dialog tersebut dapat ditindaklanjuti kesepakatan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif.
“Perlu membangun komitmen ikatan kokoh antarkomponen bangsa, saling bantu dan gotong-royong, senantiasa berpikir jauh ke depan dan membuang egoisme,” katanya.
Dialog Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan Beragama 2019 menghadirkan dua narasumber, yakni M Dian Nafi, Pengasuh Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta dan Mad Sabitul Wafa, Pelaksana tugas Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Magelang. Dialog diikuti oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda di Kota Magelang dan lainnya.
M Dian Nafi memaparkan bahwa pemilu menjadi momentum untuk memilih pemimpin di masa yang akan datang. Masyarakat hendaknya tidak terprovokasi dengan hal-hal yang bisa memecah belah persatuan meski berbeda pilihan atau pendapat.
“Pemilu itu kesempatan untuk memilih pemimpin terbaik, untuk menjaga kehidupan bersama yang semakin baik. Toleransi harus dijunjung tinggi meski pilihan atau pendapat satu sama lain berbeda,” katanya. (udi/fid)