Kesiapsiagaan Cuaca Ekstrim, Daop 6 Cek dan Petakan Jalur KA Rawan Bencana

Petugas KAI Daop 6 melakukan cek lintas antar stasiun antisipasi cuaca ekstrim. (ade ujianingsih/Jatengpos)

JATENGPOS.CO.ID,  SOLO – Masuk musim penghujan, gangguan hidrometeorologi seperti curah hujan ekstrim, banjir, tanah longsor, genangan, pohon tumbang, dan lainnya menjadi tantangan tersendiri bagi PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Daop 6 Yogyakarta melakukan langkah antisipatif guna menjaga keselamatan dan kelancaran perjalanan KA dari gangguan tersebut.

“Intensitas hujan yang cukup tinggi seperti yang terjadi akhir-akhir ini meningkatkan kesiapsiagaan Daop 6 menyiapkan prasarana secara optimal dalam rangka menghadapi gangguan-gangguan yang mungkin terjadi.” Kata Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro, Selasa (5/11/2024).

Langkah proaktif keselamatan terus dijalankan oleh jajaran Daop 6 bahkan tidak hanya pekerja, namun Manajemen juga turun langsung untuk memastikan perjalanan KA tetap lancar.


Baca juga:  Kontroversi Rampas Kemenangan Vettel di F1 GP Kanada

“Kami secara berkala melaksanakan pengecekan sarana dan prasarana perjalanan KA melalui berbagai metode, seperti cek lintas antar stasiun dengan jalan kaki dan menggunakan kereta pemeriksaan khusus, selain pemeriksaan rutin harian oleh unit terkait,” kata Krisbiyantoro.

Ia melanjutkan bahwa pengecekan secara rutin dilakukan pada drainase-drainase di sepanjang jalur KA. Ini telah menjadi perawatan rutin Daop 6 dan ketika terdapat intensitas hujan yang tinggi hal tersebut dilakukan lebih intensif.

Kemudian Daop 6 juga melakukan perkuatan talud atau dinding penahan tanah untuk mencegah terjadinya longsor dan tanah amblas akibat arus air yang deras.

Daop 6 juga mengantisipasi adanya pohon tumbang dengan metode penopingan pohon-pohon besar yang berpotensi roboh ke arah jalur KA bekerjasama dengan warga setempat.

Baca juga:  Persis Gebug PSIS 2-0

“Kami telah memetakan daerah-daerah pantauan khusus seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang. Hal tersebut guna memudahkan dalam menentukan langkah mitigasi risiko karena titik-titik tersebut terpantau dengan baik,” katanya.

Terdapat tiga daerah pantauan khusus di wilayah Daop 6 Yogyakarta yaitu KM 75+1/9 antara Stasiun Goprak-Sumberlawang yang merupakan daerah pantauan khusus amblesan/ tanah labil.

Kemudian KM 93+5/8 antara Stasiun Salem-Kalioso yang merupakan daerah pantauan khusus banjir. Terakhir adalah KM 77+9/78+5 antara Stasiun Goprak-Sumberlawang yang merupakan daerah pantauan khusus longsor.

Krisbiyantoro menjelaskan mitigasi risiko lainnya yang dilakukan Daop 6 adalah menambah penangkal petir di tiang LAA, tower telekomunikasi, dan persinyalan.

Guna memperkuat langkah antisipasi, Daop 6 juga berkolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui prakiraan-prakiraan cuaca.

Baca juga:  M Natshir Kembali ke Tim

“Aspek keselamatan perjalanan kereta selalu menjadi fokus prioritas Daop 6 Yogyakarta terutama di musim hujan seperti ini. Hal ini sesuai dengan tagline KAI dalam HUT ke-79 yaitu Safety and Sustainability,” pungkas Krisbiyantoro. (Dea)