Ketahanan Pangan di Demak Stabil

Bupati Demak mengungkapkan bahwa ketahanan pangan di Demak cukup stabil. FOTO : ADHI PRAMANTO/JATENGPOS

JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Ketahanan pangan di wilayah Demak dalam kondisi stabil, demikian ungkap Bupati Demak HM. Natsir saat memberikan sambutan pada rapat koordinasi Dewan ketahanan Pangan Kabupaten Demak tahun 2017 di pendopo Kabupaten Demak, kemarin.

“Hal itu dibuktikan dengan diperolehnya juara 1 tingkat Provinsi Jawa Tengah dalam rangka peringati hari pangan sedunia yang diselenggarakan di Wonogiri beberapa waktu lalu,”jelasnya.

“Disisi lain dengan adanya kecenderungan tingkat laju kebutuhan pangan yang tidak sebanding dengan tingkat laju kenaikan produksi pangan dapat mengarah pada terjadinya krisis pangan. Untuk menghindari hal tersebut, maka diperlukan suatu manajemen pemantapan ketahanan pangan di tingkat pedesaan sebagai basis kemandirian pangan masyarakat,” lanjut Bupati.

Baca juga:  Kementan Dukung Ketahanan Pangan Melalui Pola Integrated Farming

Pada rakor bertema “Ketahanan Pangan Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan” tersebut Bupati juga menyampaikan bahwa untuk mencapai target pemantapan ketahanan pangan di tingkat pedesaan, Ia memberikan langkah-langkah strategis. Antara lain menetapkan kebijakan pencapaian ketahanan pangan yang dikembangkan selaras dengan peningkatan kesejahteraan petani/nelayan, ataupun melalui program revitalisasi penyuluhan.

iklan

Di akhir sambutannya Bupati mengajak kepada seluruh anggota Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Demak untuk terus menyamakan persepsi dalam rangka pemantapan kerja sehingga pelaksanaan ketahanan pangan di Kabupaten Demak dapat berjalan optimal.

Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan pangan provinsi Jawa Tengah Ir. Suryo Banendro, MP menyampaikan, untuk mencapai target pemantapan ketahanan pangan salah satunya melalui Diversifikasi pangan.

Baca juga:  Solusi Ganjar Atasi Banjir Juwana: Bangun Kolam Retensi dan Polder Tahun Ini

”Diversifikasi pangan dimaksudkan agar masyarakat Indonesia tidak menganggap nasi sebagai satu-satunya makanan pokok yang tidak dapat digantikan oleh bahan pangan yang lain seperti sukun, ubi, talas, dan sebagainya yang dapat menjadi faktor pendukung utama diversifikasi pangan,” terang Suryo.

Ia melanjutkan bahwa diversifikasi pangan merupakan salah satu cara menuju swasembada beras dengan mengurangi konsumsi beras sehingga total konsumsi tidak melebihi produksi. Selain itu juga bisa berperan dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat sehingga nutrisi yang diterima oleh tubuh bervariasi dan seimbang. (adi/sgt)

iklan