KHOJA in CFD Siap Digelar

HARMONI BUDAYA: Keluarga KHOJAS Semarang mengenakan pakaian Kurta Khas India atau Pakistan yang siap meramaikan kasanah budaya di Kota Semarang.
HARMONI BUDAYA: Keluarga KHOJAS Semarang mengenakan pakaian Kurta Khas India atau Pakistan yang siap meramaikan kasanah budaya di Kota Semarang.

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – KHOJAS, Komunitas Budaya Khoja Semarang yang menghimpun warga keturunan Gujarat (India/Pakistan) di Semarang, Minggu (2/2) akan menggelar kegiatan budaya Khoja. Kegiatan ini akan dilaksanakan di arena Car Free Day (CFD) Jalan Pahlawan Semarang, mulai pukul 05.30 WIB.

Acara tersebut menurut Ketua Umum KHOJAS, Muhammad Sholeh Emde merupakan ajang pengenalan kembali budaya masyarakat Khoja yang tumbuh dan berkembang di Kota Semarang. Bahkan budaya Semarang menurut Muhammad Sholeh Emde banyak dipengaruhi oleh budaya Gujarat.

”Yang bisa kita lihat adalah budaya Pengantin Semarangan. Baju menggunakan kurta khas Gujarat dan Turban. Pengantin pria menggunakan pedang bukan keris. Bukti yang kuat, ternyata adat pengantin Semarang masih dipegang kuat oleh masyarakat Khoja,” katanya.

Berdasarkan fakta ini melalui kegiatan di Car Free Day mengajak seluruh masyarakat Kota Semarang kembali mencintai dan melestarikan budaya Semarang yang mestinya merupakan perpaduan  semua unsur etnik yang ada di Semarang.

KHOJA in Car Free Day akan menampilkan Kesenian Terbangan Khas Pekojan yang dibawakan Persatuan Majelis Muslim (PMM) Pekojan, Musik Melayu India oleh OM Sinar Mutiara Muda, Pesta Kurta dan Sari India juga Pameran Kulier Khas Khoja Semarangan.

Rencananya tokoh kuliner Khoja legendaris Cek Roel yang kini telah berusia 93 tahun juga akan menyempatkan hadir. Menurutnya dia berkeinginan hadir menyaksikan semua keluarga besar Khoja berkumpul.

 Di usianya yang hampir 100 tahun, Cek Roel telah menguasai ratusan menu kuliner khas Khoja, seperti Dadar Nangka, Pis Batu, Kopiah Bobrok, Acar Bandeng, Pacri Terong, Kuah Lada, Pindang Anteb, Bika Kentang, Ketan Sirkaya dan banyak lainnya.

Muhammad Sholeh Emde berharap kegiatan Khoja in Car Free Day ini akan berkembang dan menjadi salah satu potensi daya tarik wisata budaya di Semarang.

”Mungkin nanti akan kita buat Festival Kuliner KHOJA di sepanjang Jalan Petolongan, Pekojan Semarang,” katanya.

Saat ini pihaknya  sedang menunjukkan eksistensi kepada Pemerintah Kota dan warga Semarang.

“Selama ini orang sering menganggap keturunan orang Arab, ketimbang Pakistan atau India. Sejatinya Gujarat itu dari India atau Pakistan. Ada yang dari Bengali,” kata Muhammad Sholeh Emde.

Hal yang menarik, Khoja in Car Free Day akan dimeriahkan oleh kehadiran anggota Bollywood Maniac Club, suatu komunitas penggemar tari atau joget India soundtrack film-film  asal Kota Mumbai. (prast/biz/sgt)