JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Kemah pemuda antar lintas agama digelar Kantor Kesatuan Kebangsaan Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmaspol) Kabupaten Sragen. Kemah Generasi Muda Merajut Kebhinekaan ini berlangsung selama dua hari di lapangan Tangen, Sragen, Jumat (1/12). Kegiatan tersebut untuk
menumbuhkan sikap toleransi antar sesama pemeluk agama dan kepercayaan serta menangkal sikap radikalisme.
Sejumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), yang berbasiskan agama berkumpul menjadi satu dalam kemah kebhinekaan ini.
Bupati Sragen Kusdinar Yuni Sukowati menyampaikan, agar Bumi Sukowati Sragen selalu dalam kondisi guyub rukun dan menjaga keragaman dengan toleransi antar agama yang kuat. Kegiatan ini dinamakan Kemah Generasi Muda, karena seluruh peserta yang mayoritas pemuda harus mengikuti acara dua hari penuh dan bermalam dalam tenda kemah yang disediakan.
“Hasil kemah lintas agama ini, nantinya bisa di sosialisasikan bagi peserta di lingkungannya untuk menangkal radikalisme dengan toleransi yang kuat,” papar Yuni Sukowati.
Usai membuka acara, Bupati Yuni meminta dari sinilah anak anak muda mengerti tentang berbhineka tunggal ika dan agama berada didalamnya. Yuni berharap isu isu tentang radikalisme bisa ditepis dari kegiatan ini , sekaligus membangkitkan rasa kebangsaan dan nasionalisme.
“Di sinilah tempat digodognya anak anak muda untuk mengerti esensi berbhineka tunggal ika dan nasionalisme dibangun yang agama ada didalamnya. Jadi isu radikalisme yang kadang memecah belah tidak boleh menjadi alasan. Semoga mereka bisa menjadi contoh sepulang dari kegiatan ini,” tutur Yuni Sukowati
Ketua Pengurus Cabang Banser Anshor Sragen Endro Supriyadi menyebut, acara seperti ini sangat tepat digelar mengingat sulitnya mempertemukan berbagai kelompok organisasi pemuda dalam satu forum diskusi. “Kami mengapresiasi Kesbanglimaspol, hari ini kita bisa kumpul kita bersilaturahmi mengenal satu sama lain,” tandas Endro Supriyadi.
Ketua panitia dari Kesbangpolinmas Sragen, Agus Endarto menjelaskan, dalam kegiatan itu didirikan tenda besar dengan tempat tidur berkapasitas 60 orang. Mereka akan mendapatkan materi tentang kebangsaan – politik dan kebhinekaan.
Beberapa organisasi kepemudaan yang datang mengirim anggotanya sebagai peserta antara lain, Banser, Anshor, Pemuda Majelis Tafsir Alquran, Pemuda LDII – Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pemuda dan Pelajar NU, Fatayat, Pemuda Katholik serta perwakilan dari organisasi penghayat kepercayaan yaitu Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) Sragen. “Masing masing kelompok mengirimkan tujuh anggotanya sebagai peserta,” pungkas Endarto. (ars/saf)