JATENGPOS.CO.ID, MANCHESTER – Mantan direktur sepak bola Manchester United, Dan Ashworth, dikabarkan tidak ingin mempekerjakan Ruben Amorim sebagai manajer. Ashworth dikeluarkan dari klub, setelah baru bekerja pada 1 Juli.
The Athletic melaporkan, titik kritis utama dalam putusnya hubungan antara Ashworth dan petinggi klub adalah perekrutan Amorim sebagai pengganti Erik ten Hag.
Ashworth lebih menyukai manajer dengan pengalaman Liga Inggris dan yang lebih penting. Mantan pelatih Inggris Gareth Southgate tidak masuk dalam daftar pendeknya.
Sebaliknya, Ashworth mencari pilihan dari agen bebas Graham Potter, Eddie Howe (Newcastle), Thomas Frank (Brentford) dan Marco Silva (Fulham).
Sementara itu, agen juga diyakini tidak senang dengan cara klub Liga Inggris menjalankan berbagai hal, di mana tidak jelas siapa yang harus dihubungi sehubungan dengan transfer pemain dan pelatih. Manchester United memecat direktur olahraga Dan Ashworth karena satu alasan krusial. Ternyata, itu berkaitan dengan Erik Ten Hag.
Ashworth berbicara dalam sebuah wawancara dengan BBC tentang keputusan untuk mempertahankan Erik ten Hag di musim panas.
Ketika ditanya tentang perannya dalam keputusan itu, mengingat Ten Hag segera kehilangan pekerjaannya, Ashworth menyatakan bahwa dia tidak terlibat karena dia baru mulai bekerja di klub tersebut pada tanggal 1 Juli. Menurut laporan Daily Mail, kata-kata Ashworth membuat pemilik bersama Sir Jim Ratcliffe marah.
Ashworth terlibat dalam belanja pemain senilai 200 juta Pounds Setan Merah selama musim panas dengan Leny Yoro, Manuel Ugarte, Matthijs de Ligt, Noussair Mazraoui, dan Joshua Zirkzee yang juga direkrut sebagai bagian dari belanja besar tersebut.
Sejauh ini pihak Manchester United belum mencari pengganti dari peran Dan Ashworth. Untuk sementara, Setan Merah menunjuk Jason Wilcox sebagai penggantinya.
Keputusan Dan Ashworth mundur dari posisi Direktur Olahraga Manchester United (MU) baru-baru ini mendapatkan sorotan luas, terutama di kalangan penggemar Newcastle United.
Keputusan ini menandai babak baru setelah proses panjang yang melibatkan pertikaian publik antara Dan Ashworth dan pihak klub hanya dalam lima bulan perjalanan bersama.
Pada awal tahun, Dan Ashworth dipilih oleh Sir Jim Ratcliffe, pemilik minoritas saham Manchester United (MU), sebagai sosok yang akan memimpin revolusi besar di Old Trafford.
Reputasi Ashworth yang dikenal sebagai salah satu direktur olahraga terbaik di sepak bola Inggris diperkirakan akan membawa perubahan positif bagi klub yang sedang dalam masa transisi itu.
Namun, kenyataannya, perjalanan Dan Ashworth di MU justru berakhir dengan cara yang mengecewakan dan penuh drama.
Sir Jim Racliffe, yang baru saja mengambil alih sebagian saham MU, mengidentifikasi Ashworth sebagai sosok kunci yang diharapkan membawa klub kembali ke jalur kemenangan. Namun, tidak lama setelah itu, sejumlah ketegangan muncul di balik layar.
Pada bulan pertama kepemimpinannya, Ashworth terlibat dalam perselisihan dengan beberapa pihak terkait kebijakan transfer dan pengambilan keputusan strategis.
Salah satu hal yang paling mencolok adalah kegagalan transfer yang terjadi pada musim panas lalu, di mana MU sampai menggelontorkan dana sekitar 180 juta pound untuk mendatangkan lima pemain baru, tetapi hanya Noussair Mazraoui yang tampil memuaskan.
Hal ini tentu menambah ketidakpuasan dari pihak Sir Jim Ratcliffe, yang berharap lebih banyak dari pengeluaran besar tersebut. Selain itu, Dan Ashworth juga tidak terlibat langsung dalam pengangkatan Ruben Amorim sebagai calon pelatih baru klub, yang lebih didorong oleh CEO Omar Berrada.
Bahkan Ashworth juga tidak setuju dengan penggunaan formasi tiga bek yang ditetapkan oleh Amorim, yang menurutnya tidak sesuai dengan filosofi klub.
Keputusan mundurnya Dan Ashworth dikabarkan sebagai langkah pembatasan kerusakan setelah kekalahan 2-3 yang dialami MU dari Nottingham Forest di kandang sendiri.
Menurut laporan ESPN, Ratcliffe merasa kecewa dengan kinerja Dan Ashworth yang tidak memenuhi harapan. Salah satu kekhawatiran utama adalah apakah Ashworth memiliki kepribadian dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan peran penting di ruang rapat Old Trafford.
Keputusan untuk berpisah ini diumumkan dalam sebuah pernyataan singkat dari klub yang mengucapkan terima kasih kepada Ashworth atas kontribusinya selama masa transisinya dan mendoakan yang terbaik untuk masa depan kariernya.
Namun, pengumuman tersebut tidak mengurangi rasa geli dan sinisme dari penggemar Newcastle United, yang merasa mendapatkan pembalasan manis setelah Ashworth sebelumnya meninggalkan mereka dalam kondisi penuh kontroversi.
Kepergian Ashworth dari Manchester United hanyalah awal dari babak baru dalam saga panjang yang akan terus menarik perhatian. Dengan ketidakpastian yang terus mengelilingi masa depan klub, Manchester United akan membutuhkan lebih dari sekadar figur yang tepat untuk mengembalikan kejayaannya. (bol/riz)