KJRI Sydney Apresiasi Langkah Kemenpar

JATENGPOS.CO.ID, SYDNEY – Sama dengan apa yang disampaikan Dubes RI di Wellington New Zealand, Tantowi Yahya, Genwi –Generasi Wonderful Indonesia—bisa menjadi kekuatan promosi Pariwisata Indonesia. Bahkan bukan hanya Pariwisata, tetapi juga perdagangan (trade) dan investasi. KJRI Sydney melalui Hermanus Dimara,  Pensosbud KJRI Sydney juga memberikan apresiasi dan mendukung penuh upaya melibatkan seluruh kekuatan Indonesia di Australia.

“Langkah digitalisasi yang dilakukan Kemenpar ini sangat strategis. Saya tahu, bukan hanya Indonesia yang menggunakan Sosial Media untuk mempromosikan keunggulan atraksi dan destinasi wisatanya. Banyak Negara sudah gencar memanfaatkan media social untuk promosi, dan itu betul,” ungkap Hermanus saat menyampaikan pidatonya di depan mahasiswa Australia yang tergabung dalam PPIA, Perhimpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia di Australia.

Menurut Hermanus, kita sudah punya modal, ada 76 ribu masyarakat Indonesia di Australia. Dulu namanya Diaspora, tetapi saat ini disebut masyarakat Indonesia yang tinggal menetap di mancanegara. “Juga banyak friends of Indonesia, pelajar sekolah international yang belajar budaya dan bahasa Indonesia. Mereka berpotensi menjadi duta-duta Indonesia di Australia,” kata Hermanus.

Baca juga:  Sales Mission Dihadiri Sesmen dan Dubes, Laos dan Myanmar Jadi Target Kemenpar

“Saya percaya, apa yang teman-teman mahasiswa siapkan untuk membangu promosi melalui media social itu adalah bagian dari sumbangan terhadap pembangunan nasional Indonesia,” ujar Hermanus lagi.

iklan

Komposisi masyarakat Indonesia di Australia sendiri, yang terbesar bermukim di NSW –di dalamnya termasuk Sydney—ada 35 ribu orang. Lalu Queensland, seperti Brisbane dan Gold Coast mencapai 5 ribu. Di selatan 4 ribu sampai 5 ribu orang. Itu adalah modalitas yang cukup besar untuk membuat Pariwisata kita semakin ngetop di Negeri Kanguru ini.

Dia juga menjelaskan, diplomasi itu secara formal memang dilakukan oleh para diplomat yang bekerja di KBRI dan KJRI. Tetapi, pekerjaan diplomasi itu bukan hanya tugas para diplomat saja. Jika ingin efektif, maka seluruh potensi yang ada harus bergerak secara bersama-sama. “Kalian semua, bersama masyarakat Indonesia adalah duta-duta bangsa, yang bisa memviralkan potensi Wonderful Indonesia,” tuturnya.

Don Kardono, Staf Khusus Menpar Bidang Komunikasi dan Media menambahkan untuk menjadi nomor satu dunia, tidak banyak tema yang bisa dimainkan. Bisa dihitung dengan jari, seperti bulutangkis dan pencaksilat. Sepak bola yang menjadi olahraga rakyat itu sulit menembus dominasi Jepang, Korea, China. Apalagi Eropa dan Afrika?

Baca juga:  Saksikan Kekayaan Budaya Dunia di Asia Afrika Carnival 2019

Bola voli, tenis lapangan, bola basket, baseball, tinju, atletik, dan hampir semua cabang olahraga, tidak mudah bagi Indonesia menjadi juara dunia. “Tetapi di sector Pariwisata, kita sangat berpeluang besar menjadi Nomor 1 Dunia. Dan kita sudah membuktikan di banyak momentum dunia, bahwa potensi sumber daya alam dan budaya kita sekali top dunia. Kreativitas bangsa kita juga semakin diakui dunia, dan pintu utamanya adalah Pariwisata,” ungkap Don Kardono.

Tahun 2016, Wonderful Indonesia menyabet 46 penghargaan dari 22 negara. Lalu tahun 2017 mengantungi 27 penghargaan dunia dari 13 negara. Tahun 2018 ini, sudah lebih dari 40 penghargaan dunia ada di tangan, per bulan September 2018. Itu apa artinya? “Di Pariwisata kita bisa menjadi Nomor 1 Dunia,” kata Menpar Arief Yahya di berbagai kesempatan.

Baca juga:  PHRI NTB Sediakan Tenda Transit di Bandara dan Pelabuhan

Bahkan, travelandleisure.com yang terbaru, tahun 2018 ini tiga pulau di Indonesia menduduki peringkat bergengsi dalam daftar ‘Top 10 Islands in Asia 2018’ versi situs wisata Travel and Leisure. Yakni Pulau Jawa (ke-satu), Bali (ke-dua) dan Lombok (ke-tiga). Terakhir, pekan lalu, majalan TTG Asia Pacific menempatkan Indonesia sebagai The Best Minister of Tourism 2018.

Berbagai penghargaan itu semakin memperkuat tiga hal, yang oleh Menpar Arief Yahya disebut sebagai 3C. Menteri yang dipercaya Presiden Joko Widodo sebagai ahli marketing ini menyebut makna awarding itu semakin meyakinkan bahwa bangsa ini sudah di Calibration, sudah dinilai dengan standar global, dengan kriteria yang sama dengan negara-negara lain di dunia.

C kedua adalah Confidence. Berbagai penghargaan itu akan menaikkan rasa percaya diri bangsa ini sebagai bangsa pemenang, bangsa juara, bangsa Nomor 1 dunia. Dan C yang ketiga adalah Credibility, alias dipercaya oleh bangsa-bangsa lain dunia, bahwa Indonesia memang hebat. “Tiga C itu adalah, Calibration, Confidence, Credibility,” jelas Arief Yahya. (udi)

 

iklan