JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Untuk mempercepat pertumbuhan perekonomian desa, tidak hanya tanggung jawab pemerintah. Namun semua pihak, baik swasta, pengusaha termasuk akademisi dan kampus. Untuk itu Tim KKN Mahasiswa Undip menggelar program pengabdian masyarakat untuk mendorong tumbuhnya usaha baru berbasis produk pertanian di Desa Bantengmati, Kecamatan Mijen, Demak, baru-baru ini.
Desa Bantengmati adalah salah satu produsen bawang merah di Demak.
Apabila panen raya, maka bawang merah yang melimpahtersebut tentu harga dipasaran akan turun. Oleh sebab itu ada semacam inovasi terhadap produk bawang merah agar bisa diolah menjadi produk unggulan dan menjadi ikon baru.
’’Dalam pengabdian masyarakat kami menggandeng Karang Taruna, dan PKK memberikan pelatihan pembuatan acar bawang merah. Termasuk nantinya menjadikan acar bawang merah menjadi salah satu brand atau merek hasil produksi dari desa Bantengmati,’’ papar Hanif Julianto Firman mahasiswa Fakultas Hukum yang juga menjadi Koordinator Desa.
Pihaknya menambahkan, Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diikuti mahasiswa berbagai fakultas seperti Fakultas Hukum, Fakultas Teknik Sipil dan Fakultas Administrasi Pemerintahan dan Fakultas Kesehatan Masyarakat sebagai program gabungan atau multi disiplin sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat.
Agar dapat menjadi bagian solusi yaitu memberikan penghasilan tambahan bagi warga terutama remaja Karang Taruna dan PKK. Yustika Shaniya dari Fakultas Kesehatan Masyarakat melatih pembuatan acar bawang merah kepada remaja karang taruna dan ibu-ibu PKK. Dia pun selama satu minggu warga.
Dengan dibantu tim KKN mereka diajarkan pula peluang usaha, cara pengembangan, pemasaran, hingga membentuk UMKM produk unggulan acar bawang merah.
’’Harapannya dengan olahan bawang merah menjadi acar bisa berkembang, menjadi ikon desa Bantengmati. Nantinya dari Karang Taruna, ibu-ibu PKK dan warga serta didukung Pemerintah Desa bisa mengembangkan UMKM untuk mempermudah pemasarannya. Selain itu juga dapat sebagai pemasukan tambahan untuk meningkatkan perekonomian keluarga,’’ paparnya.
 Sedangkan Bendahara Desa Bantengmati, Yenni mengaku sangat terbantu dengan adanya inovasi ini sehingga masyarakat diharapkan dapat meneruskan pembuatan acar bawang merah. Dan dapat menjadi identitas UMKM.
’’Tentunya pembuatan acar dapat dilanjutkan oleh warga. Dan ada kelanjutan misalnya pendaftaran merek atau HAKI ke Kantor Kemenkum HAM,’’ pungkasnya. (adi/biz/sgt)