JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Komisi C DPRD Jateng merasa prihatin dengan kondisi terkini obyek wisata di kompleks Puri Maerakaca sebagai taman mini Provinsi Jawa Tengah. Meski banyak dikunjungi masyarakat, tapi kondisinya tidak terawat, bahkan terkesan kumuh.
Hal itu diungkapkan anggota Komisi C DPRD Jateng muhammad Rodhi. Padahal kalau dikelola dengan baik, potensinya sangat besar sekali. Apalagi pemerintah sedang gencar-gencarnya menggarap sektor pariwisata.
“Saat berkunjung bersama komisi C DPRD Jateng, semua daerah kabupaten/kota di Jateng memiliki anjungan di sana. Tapi sayang beberapa kondisinya cukup memprihatinkan,”katanya pada Sabtu (18/11).
Bahkan, Kondisi paling parah di anjungan Kabupaten Temanggung, yang sempat mengalami kebakaran pada 2014 lalu. Sudah hampir 3 tahun, bangunannya dibiarkan mangkrak.
Belum ada upaya perbaikan dari Pemerintah Kabupaten Temanggung maupun pengelola Puri Maerakaca yang kini berganti nama menjadi Grand Maerakaca. “Anjungan Kabupaten Temanggung, yang pernah terbakar, sampai hari ini masih belum diperbaiki,”ujarnya lagi.
Dia mengatakan bahwa saat menuju ke anjungan Kabupaten Semarang lantai proselin cukup kotor. Kemudian, di anjungan Kota Salatiga, papan namanya lepas, lampu taman lepas.
Di setiap anjungan yang merupakan ciri khas dari 35 kabupaten/kota di Jateng. Di anjungan Kabupaten Boyolali, suasananya tampak sepi. Di dalam bangunan rumah khas Boyolali itu kosong. Pun di anjungan Kota Tegal juga tampak senyap.
Kolam di depan anjungan Kota Tegal juga mangkrak hingga ditumbuhi lumut. Terlihat kumuh! Di anjungan Kota Magelang, papan namanya sudah rompal. Catnya juga sudah memudar.
Masih banyaknya anjungan yang tidak terurus menjadi pemandangan yang kurang bagus. Para pengujung mendorong kepada pemerintah untuk merawat anjungan dan miniatur rumah adat dari 35 kota/kabupaten di Jateng tersebut.
”Sayang kalau dibiarkan mangkrak. Apalagi kalau ada pengunjung yang pengin menginap di sini, pengin menikmati pemandangan malam jadi kecewa,” ujarnya.
Atas kondisi tersebut, Rodhi berharap segera ada pembenahan agar bisa dinikmati kembali oleh masyarakat. “Taman dengan patung Joko Tingkir naik gethek dikelilingi oleh buaya.
“Apa benar, Joko Tingkir itu ikon kota Salatiga? kami menyarankan agar segera dibenahi fisik bangunan, taman disesuaikan dengan ikon kota atau kabupaten yang bersangkutan, kami berharap, dengan segala keterbatasan yang ada bisa mengoptimalkan PRPP,”pungkasnya.(udi/ct7)