Konsep Objek Wisata Keluarga Perlu Dikembangkan

WISATA KELUARGA:Anggota DPRD Jateng memasuki objek wisata keluarga Saloka Theme Park di Tuntang, Kabupaten Semarang, Jumat (18/10/2019).(dok.humas dprd jateng).

JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jateng ingin menggali potensi pariwisata terutama di Kabupaten Semarang. Wakil Ketua DPRD Sukirman mengakui konsep kepariwisataan di Jateng perlu dipertajam supaya menjadi sebuah destinasi unggulan di Tanah Air.

Penegasan itu disampaikannya saat bersama Komisi B mengunjungi objek wisata Saloka Theme Park yang berada di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jumat (18/10/2019). Dalam kesempatan itu hadir Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata (Dinporapar) Jateng Sinoeng Nugroho Rahmadi dan Kabid Pariwisata Juwair Suntara.

“Konsep pariwisata di Jateng tidak semarak di provinsi lain. Bagaimana kita bisa memasarkan objek-objek pariwiasata. Jawa Tengah sangat membutuhkan tempat pariwisata bertema kekelurgaan. Saya melihat kurang berkembang besar layaknya provinsi lainya,” ucap dia.

Keberadaan Saloka Theme Park sangat strategis. Berada di sisi barat Jalan Semarang-Solo, dan tak jauh dari pintu tol menjadikan tempat itu bisa menarik wisatawan lokal terutama keluarga dan siswa sekolah. Terlebih objek itu di pinggir Rawapening. Karena itu diperlukan sebuah terobosan inovasi pemasaran.

Sementara anggota Komisi B Siti Ambar Fatonah memberi masukan kepada manajer pengelola supaya ada pembedaan harga tiket terutama pada orang tua lanjut usia.

“Harga dibedakan dengan anak-anak, remaja maupun orang tua. Tempat ini bagi orang yang berusia di atas 50 tahun tidak bisa menikmati semua wahana. Saya usul harga tiket dibedakan,” pinta politikus Golkar itu.

Sementara Jodi selaku Marketing Manager menjawab untuk harga tiket dipandang cukup terjangkau bagi warga Jateng. Pada hari biasa harga tiket terusan Rp 120 ribu per orang dan pada akhir pekan Rp 150 ribu per orang.

“Kami juga sudah membuat harga khusus balita di bawah 2 tahun free, dan untuk lajut usia ditas 60 tahun mendapatkan diskon 50%,” ungkap dia.

Saloka Theme Park berdiri pada lahan seluas 12 hektare. Konsep penataan tempat dibagi menjadi lima zona. Pertama bertemakan pesisir (pantai), kedua balalantar (hutan), selanjutnya kamayayi (anak-anak), araria (uji adrenalin/keberanian), dan pengetahuan. Untuk ketenagakerjaan, pihaknya mengoptimalkan peran pemuda/pemudi dari lingkungan sekitar. Tercatat ada 50 orang yang bekerja di tempat tersebut.

Trisia selaku Official Manager meminta kepada Komisi B supaya ada kebijakan-kebijakan tersendiri yang bisa mendukung pariwisata. Dia mencontohkan saat Lebaran, berharap pihak kepolisian bisa mengalihkan rute lalu lintas di depan Saloka karena kerap macet. Ia juga berharap pemerintah menerapkan program untuk anak-anak yang berwisata tidak boleh ke luar Jawa Tengah.

Menanggapi hal itu Ambar Fathonah mengatakan, pemeritah sudah memberikan kebijakan kepada Dinas Pendidikan untuk memerintahkan kepala SD/SMP tidak studi tour ke luar kabupaten supaya bisa berkelilingi wisata.(udi)