KPU Batang Bedah 5 Kotak Suara

KPUD Batang gelar diskusi tentang pemilu. FOTO : IWAN AFIANTO/JATENGPOS.CO.ID

JATENGPOS.CO.ID, BATANG – Pemilu 2019 bisa disebut sebagai pemilu 5 kotak suara, dimana rakyat akan mencoblos dan memilih calon melalui 5 kertas suara terdiri dari presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD Provinsi, kemudian anggota DPRD kabupaten serta kota. “Tentu dengan bedah regulasi pemilu 2019 diharapkan seluruh komponen di kabupaten  Batang tahu regulasi pemilu 2019, akan ada 5 kertas suara yang harus dipilih dalam satu waktu,” terang  Ketua KPU Kabupaten Batang Adi Pranoto saat acara Forum Grup Diskusi (FGD) Sosialisasi Regulasi Pemilihan Umum Tahun 2019 di Sendang Sari Hotel.

Saat ini KPU sudah melalui tahapan pendaftaran parpol ditingkat pusat dan penyerahan salinan ditingkat kabupaten/kota. Ada 14 parpol di Kabupaten Batang yang ikut  berpartisipasi di Pemilu 2019 dan  2 parpol pasca putusan bawaslu. Dosen UNDIP yang menjadi narasumber, Dr. Nur Hidayat Sardini  mengatakan pelaksanaannya pada tahun 2019 akan dilaksanakan pemilu 5 kotak suara. Di mana rakyat akan mencoblos dan memilih calon melalui 5 surat atau kertas suara yang di dalamnya adalah anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD Provinsi, anggota DPRD kabupaten serta kota,  presiden dan wakil presiden. “Pemilihan Pemilu 5 kotak suara bukan hal yang baru dalam sejarah pemilu di Indonesia. Tahun 2014, pemilu legislatif dan pemilihan Gubernur pernah digelar dalam satu waktu  di daerah Lampung,” terangnya.

Baca juga:  KPU Gunung Kidul Ajukan Tambahan 200 Kotak Suara Pemilu 2019

Sementara Bupati Batang Wihaji yang menjadi keynote Speaker  menjelaskan sejak zaman kerajaan,  zaman orde lama dan oerde baru hingga orde reformasi yang sudah melalui berbagai evolusi, sistem demokrasi Pemilihan umumlah yang terbaik untuk saat ini. “Sistem terbaik adalah Pemilihan Umum. Walau memang mahal, butuh dana cukup besar,” kata Bupati . Pemilihan umum sudah melalui berbagai evolusi, setiap 5 tahun Pemilu melakukan evolusi sistem demokrasi. .Wihaji berharap,  sistem demokrasi di Indonesia bisa merumuskan  Pemilihan yang murah,  partisipatif dan menghasilkan pemimpin yang  baik. (wan/dik)