JATENGPOS.CO.ID, TURIN – Manchester City menjadi perwakilan Liga Inggris dengan performa terburuk di Liga Champions musim 2024/2025. Tiga klub Inggris lainnya berhasil menempati posisi lima besar.
ManCity kini terperosok ke peringkat ke-22 dengan total delapan poin dari enam pertandingan. Pep Guardiola hanya mampu membawa timnya meraih dua kemenangan, dua hasil imbang, dan dua kekalahan. Kekalahan terbaru dialami oleh The Citizens saat menghadapi Juventus di kandang lawan.
Kedua tim tersebut menunjukkan performa yang tidak konsisten dan gagal bersaing di liga masing-masing. Namun, Juventus berhasil mengalahkan Man City dalam pertandingan ini berkat gol dari Dusan Vlahovic dan Weston McKennie.
Man City kini hanya memiliki dua laga tersisa untuk berjuang menghindari eliminasi dari Liga Champions musim ini. City kini telah melewatkan 10 laga terakhir di semua kompetisi dengan hanya sekali menang, yakni ketika mengalahkan Nottingham Forest di Liga Inggris. Sisanya, dua kali imbang dan tujuh lainnya berujung kekalahan. Parahnya lagi, anak asuh Pep Guardiola kebobolan 23 kali.
Periode negatif dan inkonsisten Manchester City masih berlanjut musim ini. Sempat menang telak 3-0 atas Nottingham Forest di Premier League dan mengakhiri rentetan laga tanpa kalah, The Citizens kembali tanpa kemenangan di dua laga terakhir di seluruh kompetisi.
Pasca imbang 2-2 melawan Crystal Palace, Man City kalah 0-2 ketika bermain di Allianz Stadium, Kamis (12/12/2024) dini hari WIB, pada lanjutan laga Liga Champions.
Dua gol Il Bianconeri arahan Thiago Motta datang dari Dusan Vlahovic (53′) dan Weston McKennie (75′). Juventus menang dengan 31 persen penguasaan bola serta melepaskan 10 tendangan (lima tepat sasaran).
Manchester City tak dapat mencetak gol meski punya 69 persen penguasaan bola serta 12 tendangan. Alhasil, rekor tak terkalahkan Juventus atas Man City kini bertambah menjadi enam laga beruntun.
Kekalahan itu bertambah parah dengan selisih paham di antara gelandang Man City, Ilkay Gundogan, dengan pelatih klub, Pep Guardiola. Gundogan berpendapat Man City menyulitkan diri mereka sendiri, sedangkan Guardiola berpendapat berbeda.
“Ini sangat mengecewakan. Kami mempunyai peluang untuk mencetak beberapa gol, namun saat ini rasanya setiap serangan yang kami terima sangatlah berbahaya,” tutur Gundogan dikutip dari Goal.
“Saya merasa terkadang kami sedikit ceroboh dalam duel, alih-alih bermain sederhana, kami malah memperumit masalah dan melewatkan waktu yang tepat untuk melepaskan bola. Hilangkan saja bolanya dan beri mereka serangan balik,” sambungnya.
“Kami diciptakan untuk menguasai bola, menjaga bola, menjadi kuat, jika Anda tidak bisa berbuat apa-apa jangan sampai hilang. Saat ini hal itu tidak berhasil bagi kami,” tandas Gundogan.
Guardiola justru melihat ada peningkatan dari cara timnya bermain, juga melihat Juventus memang bagus di area bertahan dan itulah mengapa sulit mencetak gol ke gawang mereka.
“Dia (Gundogan) bilang kami tidak perlu, maaf? Tidak, tidak, kami sudah melakukannya hari ini, hari lain, tidak, tapi hari ini kami sudah melakukannya, kami sudah melakukannya dengan sangat baik,” ucap Guardiola.
“Kita tidak kehilangan banyak bola seperti yang kami lakukan di masa lalu, kami mencoba untuk mencapai posisi (terbaik). Tim-tim Italia bertahan sangat dalam sehingga mereka sangat kompak, mereka menguasai situasi ini. Bahkan dengan itu kami bermain seperti diri kami sendiri kinerjanya ada di sana,” urainya.
Selepas laga melawan Juventus, Man City akan memainkan Derby Manchester di Etihad Stadium pada lanjutan laga Premier League, Minggu (15/12/2024) pukul 23.30 WIB.
Krisis ManCity makin dalam setelah kalah 0-2 dari Juventus pada matchday keenam Liga Champions 2024/2025. The Citizen kin harus berjuang keras jika tak ingin terdepak dari Liga Champions.
Legenda Liverpool sekaligus pundit ternama, Jamie Garragher, mengklaim Pep Guardiola tak punya jawaban atas krisis di ManCity.
Kekalahan itu menambah buruk krisis yang melanda Man City. Bayangkan saja, tim besutan Pep Guardiola hanya mendulang satu kemenangan dari 10 pertandingan di semua kompetisi.
City total menelan tujuh kekalahan sejak Piala Liga Inggris melawan Tottenham Hotspur pada 10 Oktober 2024. Sejauh ini, belum terlihat tanda-tanda kuat nasib mereka akan berbalik dalam waktu dekat.
Pep Guardiola juga tambah tertekan. Situasinya menjadi sulit bagi pelatih asal Spanyol tersebut, karena baru saja meneken kontrak baru dengan juara Premier League tersebut.
Carragher menilai Guardiola mungkin menyesal menandatangani kesepakatan baru itu dengan Man City tersebut. “Anda tidak dapat mempercayai apa yang Anda lihat! Maksud saya, ini adalah krisis besar. Dua atau tiga pekan lalu namanya baru krisis,” kata Carragher, seperti dikutip dari Daily Mail.
“Manajer terhebat dan tersukses, mungkin sepanjang masa, tidak punya jawaban saat ini. Dia sudah mencoba sistem, pemain, dan posisi yang berbeda. Ia tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Jadi, ia tidak pernah mengalami situasi seperti ini. Tidak ada yang bisa dilihat di belakang, karena dia sangat sukses di masa lalu,” imbuh Carragher.
Menurut Carragher, banyak pelatih di dunia kini memandang Pep dengan senyum masam. “Mereka berpikir seperti ini: ‘Akhirnya! Pep Guardiola sedang melalui sesuatu yang telah kita lalui pada tahap tertentu dalam karier kita’,” papar Carragher.
Sebanyak 24 tim teratas dalam kompetisi ini akan lolos ke babak berikutnya, delapan tim teratas tidak perlu melewati babak play-off. City, yang menjuarai Liga Champions pada musim 2022/2023, kini hanya unggul satu poin di atas zona eliminasi.
Berikutnya mereka akan menghadapi Paris Saint-Germain di laga tandang. Tim Prancis tersebut menempati posisi eliminasi pertama. Artinya, semua bisa terjadi di pertandingan terakhir, yang akan dimainkan City di kandang Club Brugge pada akhir Januari 2025.
Pelatih Juventus Thiago Motta melihat, kemenangan ini tidak terlepas dari semangat juang para penggawa La Vecchia Signora. Juve berhasil menang meskipun hanya mencatatkan penguasaan bola sebesar 31 persen.
“Kami bermain dengan sepenuh hati dan jiwa. Kami juga menggunakan kepala kami untuk bertindak sesuai keinginan dan melakukan hal-hal melalui cara yang benar,” ujar Motta setelah pertandingan menurut laporan Amazon Prime Video Italia.
“Kami tahu sebelum pertandingan harus bertahan lebih dari biasanya. Namun, kami melakukannya bersama-sama sebagai sebuah tim,” lanjut dia.
Menurut Motta, Juventus memang layak menjadi pemenang. Sang pelatih memuji peran para pemain pengganti. “kami juga bersatu ketika menyerang. Kami melakukan pada waktu yang tepat,” tambah mantan pemain Inter Milan itu.
Pada sisi lainnya, Pep Guardiola mencoba menerima kekalahan kali ini dengan lapang dada. Meskipun, ini adalah kekalahan ketujuh Manchester City dalam 10 laga terakhir.
“Juventus adalah tim papan atas. Mereka selalu seperti itu. Saya mengucapkan selamat kepada mereka. Masa depan adalah milik mereka. Kami harus menerimanya. Kami harus terus berusaha. Saya pikir kami tampil dengan tempo yang tepat. Kami sangat dekat menuju momen terakhir,” kata Guardiola dinukil dari Football Italia. (bol/bls/riz)