Kudus Tambah Jumlah SMP yang Lakukan Simulasi Pembelajaran Tatap Muka

JATENGPOS.CO.ID, KUDUS – Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bakal menambah jumlah SMP yang nantinya melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka pada tahap kedua, setelah simulasi tahap pertama hanya diikuti satu sekolah.

“Tahap pertama hanya SMP Negeri 1 Jekulo yang melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka, sedangkan tahap kedua akan ditambah 27 SMP, baik negeri maupun swasta,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kudus Harjuna Widada, melalui Kabid Dikdas Dian Vitayani Winahyu di Kudus, Kamis.

Hasil evaluasi dan monitoring pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka tahap pertama, kata dia, berjalan lancar dan semuanya menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

Baca juga:  Dukung Surat Megawati, PDI Perjuangan Jateng Ziarah ke Makam RA Kartini

Terkait simulasi pembelajaran tahap kedua, dia mengakui sudah mendapatkan surat pemberitahuan terkait rencana simulasi pembelajaran tatap muka tahap dua dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah 3.


Pada prinsipnya, kata dia, mengikuti petunjuk dari tim Satgas COVID-19 dengan mewajibkan guru yang vaksinasi terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembelajaran tatap muka.

“Karena guru dari beberapa SMP sudah divaksin, nanti akan diajukan izin melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka tahap dua,” ujarnya.

Sementara untuk SD, sejak tanggal 19–26 April 2021 sudah ada delapan SD yang melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka, sedangkan tahap dua masih menunggu vaksinasi kepada seluruh guru SD yang belum mendapatkannya.

Baca juga:  Masuk Zona Orange, Pembelajaran Tatap Muka di Pekalongan Kembali Ditunda

Jumlah SMP di Kudus sebanyak 51 sekolah, sedangkan guru yang sudah mengikuti vaksinasi dari 27 SMP sehingga masih ada 24 SMP untuk guru dan karyawan sekolahnya belum mendapatkan vaksinasi. Sementara untuk SD, dari 421 sekolah baru delapan SD.

Adapun jumlah total guru SD yang belum divaksin sebanyak 4.600 orang dan guru SMP 805 orang yang juga belum mendapatkan vaksin. (fid/ant)