JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Sebuah diskusi ringan dilakukan Menteri Pariwisata Arief Yahya di Cafe Spiegel Kota Lama, Semarang. Dalam kesempatan itu, Menpar memberikan dukungan agar Kota Lama menjadi destinasi kelas dunia. Sejumlah saran pun diberikan.
Dalam sesi diskusi, Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti meminta dukungan Menpar agar Kota Lama mendapatkan status World Heritage City.
“Kita berharap Menpar memberikan dukungan agar Kota Lama menjadi World Heritage City. Mungkin Pak Menteri bisa membantu menggelar banyak atraksi di Kota Lama sebagai dukungan. Karena kita ingin destinasi Kota Lama jadi kelas dunia,” pinta Hevearita, Sabtu (22/6).
Permintaan itu disambut sangat positif Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menteri yang dikenal sebagai marketer handal ini juga memberikan masukan yang sangat berharga buat Semarang.
“Kalau mau menjadikan destinasi kelas dunia, maka harus menggunakan standar dunia. Gunakan benchmark yang sudah berkelas dunia. Saya mengusulkan Paradores di Spanyol buat benchmark. Saya sudah 3 kali ke Kota Lama. Dan saya minta jangan ulangi kesalahan yang sudah dilakukan orang lain,” katanya.
Dijelaskannya, Paradores adalah sebuah heritage di Madrid, Spanyol, yang didirikan pada tahun 1928.
“Kalau mau yang bagus, langsung hires saja Paradores. Kalau memang mahal urunan. Nanti Kemenpar juga bantu. Itulah salah satu syarat jika ingin sebuah destinasi menjadi kelas dunia. Standard pun harus kelas dunia,” katanya.
Menteri lulusan Telematika di University of Surrey itu menilai langkah restorasi atau revitaliasasi yang dilakukan sudah benar.
“Tapi, saya mengusulkan agar pemasaran dan manajemen seperti Paradores. Jangan dikelola oleh birokrasi. Sebab, kalau birokrasi berorientasi pada aturan. Kalau usaha itu fleksibel. Makanya harus dikelola badan usaha. Lihat saja contohnya. Di destinasi, toilet yang dikelola badan usaha bersih. Tapi yang dikelola birokrasi bau,” ujarnya.
Menpar Arief Yahya juga mengusulkan master plan. Menteri asal Banyuwangi ini mencontohkan masterplan pariwisata. Terutama mengenai 10 Bali Baru. Di dalamnya, ada 3 destinasi super prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika.
“Namun, ada catatan. Masterplan hanya bisa dibuat kalau ada leading sector. Dan leading sectornya pariwisata,” ulasnya.
Yang tidak kalah penting, Kota Lama harus berjuang agar menjadi UNESCO World Heritage City. Sebab, akan susah menjual Kota Lama kalau tidak mendapat status UNESCO World Heritage City. Status itu sangat penting. Karena akan mempermudah untuk menarik investor, juga menarik wisatawan. Untuk itu, Kemenpar siap membantu agar Kota Lama meraih status itu.(rif)