JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Anemia merupakan kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang penting untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Anemia yang dialami pada ibu hamil dapat disebabkan oleh kekurangan zat besi dan merupakan masalah kesehatan yang umum dialami oleh wanita di seluruh dunia, terutama di negara berkembang. Setiap ibu hamil dapat beresiko mengalami anemia tanpa melihat usia ibu maupun usia kehamilannya. Menurut Kemenkes RI tahun 2019, kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia pada tahun masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9%. Hal tersebut dapat berdampak negatif pada ibu hamil yaitu terjadinya kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah, kecacatan bahkan kematian bayi, lama persalinan karena kurangnya daya dorong rahim. Seorang ibu hamil dapat dikatakan menderita anemia apabila kadar hemoglobin (Hb) <11 g% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin (Hb) di bawah 11 g% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 g% pada trimester kedua.
Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengendalikan permasalahan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe dengan dosis 60 mg kepada ibu hamil selama masa kehamilan dengan tujuan untuk menurunkan angka anemia ibu hamil, namun angka kejadian anemia masih tinggi. Efek samping yang ditimbulkan dari konsumsi suplemen zat besi seperti mual, konstipasi, feses berwarna hitam, dan diare. Selain itu, mengobati anemia juga dapat dilakukan melalui pendekatan non-farmakologi dengan mengonsumsi bahan-bahan kaya protein seperti kurma, bit, buah naga, nanas, pisang, dan delima, kaya akan mineral, termasuk zat besi dan zat besi yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah dan hemoglobin.
Kurma (Phoenix dactylifera) menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan dengan teratur mengonsumsinya supaya peningkatan hemoglobin yang diinginkan dapat terjadi dengan baik. Kurma mengandung beberapa komponen penting yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin bagi yang mengonsumsinya. Kurma seberat 100 gr mengandung zat besi 1,02 mg, karbohidrat 88,78 gram, 2,81 gram protein, kalsium 35 mg, 7,1 gram serat dan vitamin C 0,4 gr. Selain itu, kandungan hormon oksitosin dalam kurma dapat merangsang kontraksi otot-otot rahim sehingga dapat membantu mencegah perdarahan setelah persalinan. Kurma dapat langsung dikonsumsi atau dibuat menjadi sari kurma dengan menghaluskan kurma dan diambil sarinya, berbentuk kental, cair, berwarna hitam dan terasa manis dan mengandung zat gizi yang sama seperti buah kurma.
Profil Penulis:
Shabrina Putri Maharani
Program Studi Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Industri Pangan
Universitas Padjadjaran