JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN — Setiap kali hujan datang siswa Sekolah Dasar (SD) Leyangan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang selalu was-was akan datangnya banjir yang menggenangi ruang kelasnya. Padahal sekolah sudah berupaya dengan membuat pagar kelas, agar air tidak masuk. Hal ini diakibatkan luapan air dari lapangan Desa Leyangan. Selain itu karena tidak adanya gorong-gorong memadahi menuju sungai. Sudah setahun terakhir menjadi permasalahan, setahun yang lalu tembok pagar sekolah hingga rubuh, tuang kelas pun banjir hingga lumpur masuk. Bahkan belum seminggu talut pembatas jalan dan sekolah juga rubuh.
“Saat hujan lebat talud antara jalan dan sekolah ambrol karena desakan air, untungnya hanya mengenai dua sepeda motor guru,” ungkap Kepala Sekolah SD Leyangan, Koliq.
Koliq menyatakan hampir setiap kali hujan air masuk ke kelas. Terutama saat hujan lebat, dikarenakan sekolah dilewati saluran air yang hulunya sempit dan tidak sampai ke sungai. “Saluran air ini kecil, tidak cukup untuk air yang banyak dan setelah melewati sekolah tidak sampai ke sungai. Sehingga meluap ke sekolah,” kata Kolik.
Istiqomah, orang tua siswa berharap pemerintah dapat merelokasi SD Leyangan. “Dulu pernah ada wacana untuk direlokasi, tapi kelanjutannya seperti apa saya tidak tahu. Jika tidam direlokasi dapat dicarikan alternatif solusi,” katanya.
Selaku orang tua pun berharap soluso dari pwmerintah ini juga untuk meningkatkan kwalitas belajar mengajar. “Kasihan anak-anak kalau malam hujan berlumpur pagi terpaksa membersihkan kelas. Hal ini mengganggu kegiatan belajar mengajar,” kata Istiqomah.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Semarang, Resa Haribowo menyatakan beberapa waktu lalu memang pernah ada wacana relokasi SD Leyangan yang dilakukan oleh tim Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Kepemudaan Kabupaten Semarang. Hanya saja hasil evaluasi belum sampai ke Komisi D DPRD.
“Hasilnya seperti apa saya belum melihat, hanya saja saya mendengar ada kendala lokasi tanah yang akan digunakan milik Desa Leyangan yang tidak bisa di bangun dengan aset Pemkab,” ujarnya.
Namun Resa berharap melihat kondisi yang sudah mendesak ini mestinya pemerintah harus sudah mengambil langkah.
“Melihat kondisi seperti ini pemerintah mengambil langkah dan koordinasi dengan desa, apakah hatus dibangunkan gedung baru atau hanya dengan membuat saluran air agar bisa sampai ke sungai,” pungkasnya. (dni/muz)