Lapuk Dimakan Usia Bangunan SDN Toyogo di Sragen Runtuh

RUNTUH : Kondisi atap ruang kesenian SDN 2 Toyogo yang runtuh. Foto: ARI SUSANTO / JATENG POS

JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Bangunan atap Sekolah Dasar Negeri (SDN) Toyogo 2, Kecamatan Sambungmacan runtuh, Jumat (3/12). Kondisi tersebut diakibatkan karena bangunan lapuk dimakan usia.

Bahkan dua ruangan lain kondisinya juga kritis, berpotensi ambruk. Oleh karenanya, saat ini tidak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Atap ruang kesenian di SDN Toyogo 2 runtuh dan hanya menyisakan puing-puing genting yang pecah.
Beruntung sejumlah perangkat gamelan yang tertimpa reruntuhan di ruangan tersebut berhasil dipindahkan.

Tidak hanya ruang kesenian saja yang runtuh. Kondisi ruang untuk kegiatan belajar kelas V dan VI juga mengkhawatirkan. Ruang tersebut terpaksa dikosongkan dan salah satunya digunakan untuk menyimpan gamelan yang terselamatkan. Guna menghindari kecelakaan, pihak sekolah memberi pembatas tali rafia agar para siswa tidak mendekat.

Kepala Sekolah SDN Toyogo 2, Sugiyono menyampaikan ruang kesenian roboh, saat tidak ada kegiatan belajar mengajar. Begitu juga saat kejadian, tidak ada yang mengetahui maupun yang jadi korban. ”Tidak sampai ada korban, karena pas kosong,” ujarnya.

Dia menilai penyebab robohnya atap akibat bangunan yang memang sudah lama. Selain itu ada semacam rayap, yang menyebabkan kayu dari luar tampak masih bagus. Namun ternyata kondisi di dalamnya sudah sangat lapuk. ”Tidak kelihatan kayunya kalau lapuk, tahu-tahu dalamnya sudah habis,” ujarnya.

Dia menegaskan tidak ada hujan saat atap ruangan roboh. Hanya saja cuaca cukup lembab dan mungkin juga pengaruh dari hujan sebelumnya.

Pihaknya menyampaikan selain ruang yang roboh tersebut, ada dua ruang yang saat ini tidak digunakan. Situasi dua ruang kelas tersebut tidak jauh berbeda, atapnya sudah lapuk hingga terpaksa diberi bambu penyangga.

Mengingat kondisi yang memprihatinkan, sehingga hanya difungsikan untuk meletakkan gamelan pindahan dari ruang yang roboh tersebut. ”Gamelan masih di sekolah dan saya amankan di ruang kelas yang tidak terpakai,” terangnya.

Pihak sekolah juga sudah melaporkan situasi ini pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sragen.
Sugiyono menegaskan untuk pembelajaran masih aman.

Karena ruang yang tersedia digunakan bergantian. Mengingat masih pada massa pandemi, siswa yang hadir tidak penuh. Total jumlah siswa mencapai 107 anak, dan kerusakan ada 3 lokal.

”Jika masuk semuanya, masih bisa memanfaatkan perpustakaan,” jelasnya.

Terpisah, Sekretaris Disdikbud Kabupaten Sragen, Prihantomo menyampaikan sudah dicek dari bidang SD. Selama masih ada ruang untuk pembelajaran. Selain itu harus dipastikan kondisinya tidak mengganggu atau membahayakan siswa.

”Selain itu kita kaji dan cek sejumlah sekolah lain terkait kondisinya. Kita upayakan sekolah yang rusak dianggarkan di APBD Perubahan 2022 nanti. Termasuk sekolah lainnya di SDN Kebonromo juga sudah di cek dari Kementerian PUPR, mudah-mudahan ada bantuan,” ujarnya. (ars)