JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Dalam rangka mendukung program Pemerintah Kota Semarang terkait Urban Farming, selain melakukan penanaman sayuran (terong-cabai-bawang), SMP Negeri 35 Semarang juga melakukan budidaya ikan melalui kolam terpal (urban fishing). Urban fishing dilakukan sejak tahun 2022 dengan memanfaatkan saluran air serta pembuatan kolam ikan dari terpal. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah lele dan nila.
Pada tahun 2023 ini, kegiatan urban fishing di SMP Negeri 35 Semarang mendapat dukungan dari Dinas Perikanan Kota Semarang. Bentuk dukungan yang diberikan berupa pengetahuan, pembekalan, dan monitoring kegiatan. Pengetahuan dilakukan dengan cara mengadakan pelatihan budidaya ikan di kolam terpal.
Pelatihan budidaya ikan di kolam terpal yang diselenggarakan Rabu (22/02) ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Perikanan Kota Semarang, Suhindoyo Prasetianto, S.E., M.M. Dalam sambutannya, Suhindoyo menyampaikan bahwa dukungan diberikan kepada SMP Negeri 35 Semarang karena adanya komitmen dan kesungguhan sekolah untuk kegiatan budidaya ikan sejak tahun 2022. Ia berharap kesempatan ini digunakan sebaik-baiknya dan dikembangkan lebih luas sehingga dapat semakin memberi manfaat bagi warga sekolah dan lingkungan sekitar.
Pada kesempatan yang sama, dalam sambutannya, Kepala SMP Negeri 35 Semarang, Muslimin, S.Ag, M.Pd. menyampaikan ucapan syukur dan terima kasih atas dukungan Dinas Perikanan Kota Semarang dalam kegiatan urban fishing melalui budidaya ikan di lingkungan sekolah. “Urban fishing ini diharapkan membawa manfaat baik di sekolah maupun di rumah. Mari kita ikuti dan laksanakan dengan baik sebagai kesempatan belajar skill hidup, ” ungkapnya.
Pelatihan budidaya ikan dilaksanakan di Aula SMP Negeri 35 Semarang. Peserta pelatihan adalah beberapa perwakilan Bapak/Ibu guru, petugas kebersihan sekolah, serta perwakilan siswa yang akan menjadi tim khusus urban fishing sekolah. Tujuan pelatihan ini tentunya untuk memberi penjelasan tentang cara budidaya ikan yang benar, khususnya budidaya ikan di kolam terpal.
Pada pelatihan ini ada dua materi pokok yang disajikan. Materi pertama yaitu Manajemen Budidaya Ikan Air Tawar disampaikan oleh Bekti Munjazanah, Bidang Pengelolaan Pembudidayaan Ikan Dinas Perikanan Kota Semarang. Melalui penjelasannya, Bekti menyampaikan bahwa budidaya merupakan kegiatan pemeliharaan untuk memperbanyak dan menumbuhkan. Budidaya ikan merupakan bagian dari akuakultur yaitu suatu kegiatan untuk memproduksi biota (organisme) akuatik di lingkungan terkontrol dalam rangka mendapatkan keuntungan (profit).
Materi kedua tentang Budidaya Ikan Kolam Terpal disampaikan oleh Yuli Indistuti, S.Pi, Penyuluh Perikanan Dinas Perikanan Kota Semarang. Dalam penjelasannya, Yuli menyampaikan bahwa keberhasilan budidaya dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu pemilihan bibit, manajemen pakan, dan pengelolaan air. Bibit ikan yang sehat memiliki ciri gesit/lincah, ukuran merata, tidak cacat, tidak luka atau berjamur. Untuk pemberian pakan, perlu ada pengaturan jadwal pemberian pakan, menyesuaikan ukuran pakan sesuai umur ikan, dan hindari pemberian pakan tambahan mentah. Sedangkan untuk pengelolaan air, sangat perlu untuk mengatur kualitas air yang sehat dan mengganti air maksimal 30%. Bila didapati air berbau menyengat karena kandungan amoniak (anyir), dapat diatasi dengan penggunaan probiotik sehingga gas beracun seperti ammonia dan nitrit diubah menjadi senyawa yang tidak membahayakan kelangsungan hidup ikan.
Setelah pelatihan budidaya ikan selesai, dilakukan tebar benih ikan lele. Sebanyak 1000 ekor benih lele dilepas di kolam terpal. Kolam ikan baru yang terbuat dari terpal ini ditempatkan di belakang laboratorium komputer sekolah. Dengan adanya monitoring dari Dinas Perikanan, diharapkan benih ikan ini dapat berkembang dengan baik dan memberi hasil yang optimal. (Theodora Purwandari)