Letkol Inf M. Zainollah: Bekerja dengan Tulus dan Berani Melakukan Perubahan

    Komandan Batalyon Infantri Raider 400/ Banteng Raiders, Letkol Inf Mohammad Zainollah.

    JATENGPOS.CO.ID,  Semarang, Letkol Inf Mohammad Zainollah, S.Hub.Int.,M.M. sejak 28 April 2023 mendapat amanah untuk menjabat sebagai Komandan Batalyon pemukul Kodam IV/Diponegoro Yonif Raider 400/Banteng Raiders menggantikan pejabat yang lama.

    Lulusan Akmil tahun 2004 ini pernah berdinas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) selama 6-7 tahun, diantaranya menjabat Danton I Ki-3 Yon 13 Group I Kopassus 2006, Pasi Pers Yon-13 tahun 2009, Danki 3 Yon 13 tahun 2010. Lalu masuk ke kodam XIII Merdeka, dan Kodam VII Wirabuana, sebelum bergabung di Kodam IV/Diponegoro.

    Di Kodam XIII menjadi Wadanyon Yonif Raider 712/WT Rem 131/STG Dam XIII/MDK tahun 2016. Setelah menempuh Seskoad, dirinya juga pernah menjabat Pabandyareops Sopdam IV/DIP tahun 2022, setelah itu baru kemudian diamanahi tugas untuk menjabat sebagai Danyonif Raider 400/ BR.

    Baca juga:  RC Semarang Bojong Bantu Yayasan Kanker Anak Indonesia

    Selama menjadi prajurit, beliau pernah menjalankan berbagai penugasan baik di dalam maupun ke luar negeri. ” Saya pernah ditugaskan di Ops Papua tahun 2009, OPS Pamtas RI-RDTL 2017. Kemudian, LATMA 2010 Singapura, LATMA KPL 2015 Malaysia dan KKLN (SESKOAD) 2019 Vietnam.” ungkap Danyon Zainollah.


    Sebelumnya, dia menamatkan pendidikan sekolah dasar sampai SMA di Sampang, Madura. Dan melanjutkan SI di Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung.

    “Saya anak ke- 9, dari 9 bersaudara, di keluarga saya anak satu-satunya yang menjadi tentara, Semua kakak saya menjadi nelayan. Sejak lulus kelas 3 SMA, saya tidak mau jadi nelayan dan pingin kerja selain nelayan, karena melihat dari kondisi keluarga saya semuanya adalah nelayan dan alhamdulillah saya jadi tentara,” kata Danyon yang punya hobi olah raga ini.

    Baca juga:  Ajak, Anak Didik Membatik Dalam Ragam Metode

    Banyak pengalaman menarik selama berkarier di militer, menurutnya semuanya punya sesuatu yang berkesan. “Dan semua bisa menjadi pembelajaran saya, apapun itu suatu kedinasan tidak lepas dari usaha keras dimana ada kesempatan kita maksimalkan bekerja dengan hati dan berani melakukan perubahan dalam hal baik. Satu lagi, harus didasari hati tulus dan ikhlas. Itu kunci agar setiap kegiatan kita berhasil tetap bersemangat. Dan kegagalan bukan segala -galanya itu bisa menjadi cambuk untuk peningkatan kapasitas saya sebagai prajurit,” tegas Pria kelahiran Sampang, 10 Juni 1980 ini. (Prast.wd/biz/sgt)