JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Branding pariwisata Banyuwangi semakin kuat. Apalagi, semua stakeholder aktif menggaungkan pariwisata bumi The Sunrise of Java. Termasuk juga Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi). Lewat Gebyar Seni Budaya Banyuwangi dan Halal Bi Halal 2019, Ikawangi Pusat Jakarta siap mempromosikan pariwisata Banyuwangi.
Program tersebut akan digelar Minggu (23/6). Lokasinya di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Tema yang diangkat adalah ‘Menumbuhkan dan Meningkatkan Rasa Memiliki Banyuwangi dalam Rajutan Halal Bi Halal Ikawangi’. Agenda tersebut akan melibatkan seluruh warga Banyuwangi di Jabodetabek, member Ikawangi, dan Tim Kesenian Banyuwangi.
“Kami apresiasi program Halal Bi Halal Ikawangi. Selain bersilaturahmi, mereka juga mempromosikan pariwisata Banyuwangi. Jadi, ada input besar yang diberikan kepada daerahnya. Apalagi, pariwisata di Banyuwangi tumbuh kompetitif,” ungkap Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung, Kamis (29/5).
Buat Banyuwangi, pariwisata memiliki peran besar. Dampak positifnya, perekonomian bumi The Sunrise of Java tumbuh 5,6%, hingga Oktober 2018. Angka itu surplus 0,53% dari pertumbuhan ekonomi nasional.
Dampak lain, angka pengangguran terbuka berada di angka 3,07%. Atau, turun 50% dari 2010. Sedangkan PDRB Banyuwangi berada di angka Rp69,9 Triliun atau naik 115,4%.
“Semua latar belakang masyarakat Banyuwangi memiliki visi yang sama. Mereka komitmen mendorong kembangkan sektor pariwisata. Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat sudah merasakan manfaat langsungnya. Kami berharap, fenomena pariwisata Banyuwangi bisa menginspirasi daerah lain,” terang Adella lagi.
Potensi besar memang dimiliki Banyuwangi. Alam, budaya, juga manmade milik The Sunrise of Java ini terkenal eksotis. Banyuwangi memiliki aset besar, yaitu Blue Fire Kawah Ijen. destinasi tersebut hanya ada 2 di dunia. Hal itu ditopang dengan budayanya, seperti Tari Gandrung.
Untuk mendukung arus pergerakan wisatawan, Banyuwangi juga memiliki beragam event. Tercatat ada 99 event yang disiapkan. Rapor tersebut jadi jumlah event terbanyak untuk level kota/kabupaten.
Padahal, pada 2017 jumlah event di Banyuwangi hanya 77. Lalu pada 2016, Banyuwangi memiliki 53 event.
Tidak hanya itu, Adella menilai Banyuwangi didukung oleh fasilitas terbaik.
“Atraksi di Banyuwangi sangat kuat. Semuanya khas dan berkarakter. Selain atraksinya, aksesibilitas dan amenitas di Banyuwangi sangat kuat. Kombinasi tersebut tentu menjadi modal potensial untuk menarik arus masuk wisatawan. Apalagi, brandingnya diperkuat oleh semua masyarakat,” lanjut Adella.
Untuk mempermudah akses wisatawan, Banyuwangi memiliki bandara level internasional. Ada 5 maskapai yang beroperasi di sana, Garuda Indonesia, Citilink, Nam Air, Wings Air, hingga Batik Air. Total tersedia 1.200 seats per harinya. Pergerakan penumpangnya hingga 2018 sekitar 365.493 orang. Padahal pada 2017, jumlah penumpang masih diangka 189.178 orang.
Untuk domestik, Banyuwangi terhubung dengan Jakarta dan Surabaya. Rute Jakarta-Banyuwangi dilayani 6 kali penerbangan, lalu 3 kali flight di poros Surabaya-Banyuwangi. Banyuwangi juga mempunyai amenitas terbaik buat wisatawan. Komposisi hotel berbintangnya adalah Dialoog, Aston, El Royale, dan Illira. Total ada 89 hotel dengan 2.889 kamar, lalu 274 homestay.
“Semua aspek yang dimiliki Banyuwangi sangat luar biasa. Kami gembira dengan sikap aktif Ikawangi. Mereka terus ikut andil dalam memajukan pariwisata Banyuwangi. Kami optimistis, pariwisata di sana akan terus maju. Sebab, dukungan besar diberikan Ikawangi melalui Gebyar Seni Budaya Banyuwangi dan Halal Bi Halal,” kata Kepala Bidang Pemasaran Area I Jawa Kemenpar Wawan Gunawan.
Menguatkan Gebyar Seni Budaya Banyuwangi dan Halal Bi Halal, beragam konten pun digelar. Ada Tari Gandrung Banyuwangi, Kuntulan, dan Baronga. Disajikan juga musik khas Angklung, Hadrah, dan aksi artis-artis asal Banyuwangi. Ikut disajikan juga Bazaar Makanan Khas Banyuwangi.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, branding masif akan menguatkan pergerakan wisatawan menuju Banyuwangi.
“Setelah Halal Bi Halal ini, gema pariwisata Banyuwangi akan semakin kuat. Dengan begitu, pergerakan wisatawan akan semakin kompetitif. Tentu value secara ekonomi yang dihasilkan akan semakin besar. Dengan begitu, tingkat kesejahteraan masyarakatnya akan terus naik,” tutup Arief Yahya yang juga Menteri Pariwisata Terbaik Asia Pasifik tersebut. (rif)