JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Sejumlah 3 rumah di bantaran sungai Bengawan Solo, tepatnya di Dukuh Gilis RT 07 Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Sragen, terancam hanyut. Menyusul tanah di tepi sungai yang mereka tempati terus longsor terkikis air sungai. Parahnya lagi, talud batu bronjong yang dikerjakan jasa tirta beberapa waktu ambrol Lantas abrasi akibat arus bengawan Solo terus bergerak hingga bergeser 4 meter.
Warga Tangen Sri Wahono menyampaikan sekitar pertengahan tahun lalu, bantaran sungai itu yang awalnya ditimbun kresek berisi tanah. Namun seiring hujan beberapa hari terakhir, kini berantakan. ”Rumah milik Darwati, Supomo dan Sutarmo sudah dalam bahaya, karena pintu rumah dibibir jurang,” ujarnya.
Dia menyampaikan Ketiga warga terdampak longsor tidak mau,pindah. Meski pihak pemerintah desa sediakan tempat untuk didirikan rumah ketiga warga tersebut. ”Sebenarnya ada tanah kas Desa yang terletak tidak jauh dari lokasi tersebut. Namun ketiga warga tersebut enggan pindah , Menurut mereka tanah yang ditempati turun temurun warisan orang tuanya,” ujarnya.
Kondisi bantaran bengawan Solo itu semakin parah setelah hujan deras sekitar seminggu yang lalu. Sempat ada truk dump yang menguruk, namun belum terlalu berdampak.
Sementara Kepala Desa (Kades) Katelan Kunto Cahyono membenarkan ada tiga orang yang paling berdampak dengan longsoran itu. Lantas untuk permasalahan yang dihadapi berbeda-beda. Seperti rumah yang ditinggali Sutarmo, hanya siang hari. Jika malam dia ikut anaknya.
Sedangkan untuk Supomo memiliki lahan di luar lokasi yang berbahaya tersebut. Namun tidak bisa memangun rumah yang baru. ”Sebenarnya pak Supomo punya lahan yang aman, tapi nggak bisa membangun. Kalau pindah sebenarnya mau, tapi inginnya tetap tinggal sendiri, nggak mau ikut orang,” ujarnya.
Sedangkan Darwati sebenarnya masih saudara dari Supomo. Namun solusi untuk tinggal bersama di tempat baru belum bisa disepakati. Darwati juga tidak mau ikut tinggal bersama anaknya.
Dia menyampaikan upaya membuat tanggul dari Bronjong sudah dilakukan pihak terkait. Namun kalah dan terkikis oleh derasnya arus. ”Beberapa hari lalu sudah mau ditimbun, Namun baru setengah jalan berhenti,” ujar Kunto. (ars)