JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Warga Semarang ini cerdik dan kreatif. Menyulap plastik bekas bungkus snack atau makanan yang terbuang menjadi karya seni yang indah.
Dari plastik sampah rumah tangga yang dikumpulkan, dibuat bahan kolase lukisan yang bernilai jual tinggi.
Itulah Eko Purnomo, warga Perumahan Griya Payung Asri 114, kelurahan Pudak Payung, Banyumanik Semarang.
Eko memulai kegiatanya awal pandemi lalu. Karena banyak waktu yang kosong, dia mencoba menyibukan diri dengan otak-atik plastik bekas makanan yang ada di rumahnya. Mulai plastik bekas saset kopi, bekas mie instan, bekas snack, bekas nutrijel, dan lainnya.
“Saya berfikir, plastik-plastik bekas ini jika dibuang ke tampat sampah tidak bisa diurai. Akhirnya coba saya gunting-gunting saya tempelkan untuk bahan lukisan kolase beberapa wajah tokoh. Ternyata hasilnya kok bagus,”katanya.
Untuk membuatnya pun, menurut Eko tudak sulit. Cuma butuh ketelatenan dan waktu agak lama. Untuk satu karya rata-raya selesai lima hari.
Langkah awal, kata Eko, carilah sampah plastik bekas-bekas bungkus sejenis mie instan, kopi, snack anak kecil, dll. Lalu dibuka dengan gunting dan bersihkan dengan kain.
Kelompokan plastik tersebut sesuai warnanya supaya mudah saat digunakan.
Lalu print atau cetak wajah tokoh yang mau dikolase. Tempelkan papan atau triplek. Plastik digunitng-gunting kecil sesuai kebutuhan. Tempelkan dengan lim di bagian-bagian foto yang ada.
“Warna plastik yang ditempel sesuaikan foto aslinya, atau sesuai selera seni kita. Jadilah lukisan kolase itu,”jelasnya.
Supaya awet, setelah jadi harus dipernis. Untuk setiap lukisan kolase bisa awet dua-lima tahun.
Hasil-hasil karya lukisan kolase plastik sampah itu, sama Eko diupload di sosial media. Ternyata banyak yang penasaran dan akhirnya pesan untuk membuatkan. Dari situ akhirnya banjir pesanan hingga sekarang.
Umumnya pemesan minta dilukiskan wajah tokoh idolanya. Mulai presiden, pejabat, tokoh, artis, hingga altet dunia.
Ukuranya seperti umumnya lukisan dinding. Ada yang 40×40 cm, 40×60 cm, hingga 50×100 cm. Untuk harganya dari Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta atau lebih.
“Karena banyak pesanan, saat ini inden lukisan kolase sampai 1,5 bulan, mohon sabar,”kata karyawan Harian Jateng Pos bagian layout itu.
Apa lagi, kegiatan tersebut dia lakukan sendiri di rumah, di sela jam kerjanya di kantor. Eko juga belum berani menambah tenaga, karena karya seni tidak bisa dipercayakan orang.
Hari-hari ini, Eko mengaku banjir pesanan. Ada satu orang pesan enam lukisan. Mulai wajah Pak Harto, Pak Jokowi, Pak Habibie, wajah pemesanya sendiri, dll. Menjelang hari Pramuka bulan Oktober, juga ada pesanan tokoh-tokoh pramuka.
“Alhamdulilah, niatnya mengurangi sampah plastik, tapi juga manfaat untuk karya seni yang bisa dijual,”imbuhnya.
Eko berharap makin banyak orang yang mau melakukan seperti dirinya. Jika mau belajar pun dia tidak pelit ilmu.
“Silakan kalau mau belajar, saya siap ajari supaya makin banyak yang manfaatkan sampah plastik untuk mengurangi polusi sampah,”kata jebolan desain komunikasi visual (DKV) Jogjakarta itu.
Dari karyanya yang unik itu, menurutnya juga makin banyak media yang menghubunginya. Mereka bergantian datang untuk meliput. Ada youtuber, koran, televisi, dan media online. (jan)