JATENGPOS. CO. ID, SRAGEN – Mafia tanah membuat satu investor pabrik sepatu gagal masuk Kabupaten Sragen. Pasalnya, harga tanah yang melejit diatas harga normal membuat pabrik sepatu yang rencananya masuk wilayah Sambungmacan mengurungkan niatnya untuk menaruh investasi di perbatasan Jawa Tengah – Jawa Timur ini.
Meski begitu lima investor besar lainnya tetap berjalan untuk menanamkan modalnya di Sragen. Diantaranya PT Taekwang yang terus bergerak melakukan pembebasan lahan di wilayah kecamatan Tanon.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen Dwi Agus Prasetyo menjelaskan harga tanah yang tak rasional memang menyebabkan satu investor sepatu di Sambungmacan, saat ini pasif. Meski begitu sejumlah investor lainnya tetap berjalan dengan baik. Seperti PT Taekwang dalam memutus mafia tanah, investor yang juga bergerak di bidang pabrik sepatu ini membuat kantor perwakilan khusus di Gabungan, Tanon.
“Sehingga warga pemilik lahan bisa langsung menawarkan ke pihak investor tanpa ada campur tangan makelar tanah. Dengan begitu pembebasan lahan pabrik sepatu di Tanon bisa cepat dilakukan,” papar Agus, Kamis (28/3).
Menurut Agus, untuk Taekwang telah membebaskan 32 hektar lahan dari total 40 hektar yang dibutuhkan. Saat ini tinggal 8 hektar yang belum terbebaskan.
Setidaknya masih ada 5 investor yang terus bergerak lakukan pembebasan lahan di Sragen. Diantaranya PT Djarum Kudus yang lakukan perluasan lahan di Sumberlawang. Namun untuk Djarum lebih ke sewa gedung pabrik dengan nilai sekitar Rp 10 miliar.
Bahkan untuk tenaga kerja pabrik rokok masih membutuhkan sekitar 700 butuh. Untuk pabrik rokok ini tidak memakai tenaga mesin. Namun memakai tenaga manusia dengan upah lebih dari UMK Sragen. Dengan target produksi 4 ribu linting rokok/hari.
Lantas JFT investor yang bergerak di bidang mainan anak ini juga melakukan pembebasan lahan di Sumberlawang dari kebutuhan 25 hektar saat ini sudah mencakup 15 hektar. Kemudian Mitra Ruber juga melakukan pembebasan lahan 6 hektar di Sambungmacan. Bahkan bulan Juni 2024 sudah mulai pembangunan kontruksi.
Selanjutnya PT Exonindo yang bergerak di bidang peralatan gunung juga membuat kontruksi bangunan di Gambiran, Sragen kota seluas 6 hektar.Setelah itu ada Greend Base juga melakukan pembebasan lahan di Cemeng, Sambungmacan. Tidak hanya itu bioskop cinemaplex juga masuk di Sragen dengan menyewa gedung atrium milik Pemkab Sragen. Bioskop ini akan membuat 2 ruang pertunjukan.
“Setidaknya dengan masuknya sejumlah investor tahun ini membuat investasi yang semula hanya ditarget Rp 1,2 Triliun menjadi naik Rp 2,5 triliun,” papar Agus.
Dilanjutkan Agus, untuk target investasi tahun 2024 di Sragen sebesar Rp 1,4 triliun. Namun dipastikan juga tetap akan melampui target seperti tahu sebelumnya. (ars/jan)