JATENGPOS. CO. ID, SALATIGA- Ratusan mahasiswa Salatiga dari berbagai organisasi menggelar aksi demo menuntut presiden Jokowi diadili. Mereka juga menolak keras upaya revisi RUU Pilkada antara pemerintah dan DPR. Demo di depan kantor DPRD Kota Salatiga pada Senin (26/8/2024) siang.
Menurut mereka upaya revisi undang-undang (RUU) Pilkada 2024 yang akhirnya dibatalkan DPR, dinilai mencederai prinsip demokrasi dan keadilan sehingga pemerintah harus bertanggung jawab.
Koordinator aksi, Rizki, dalam orasinya menyampaikan kritik tajam terhadap rencana revisi yang diinisiasi oleh pemerintah dan DPR. Menurutnya, revisi tersebut akan mengancam keberlangsungan demokrasi dan keadilan.
“Kami, aliansi mahasiswa Salatiga dengan tegas menuntut Presiden Jokowi diadili. Kami menolak RUU Pilkada yang jelas merugikan rakyat. Sudah cukup tindakan pemerintah dan DPR yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat,” kata Rizki di hadapan para demonstran.
Aksi ini dihadiri oleh berbagai elemen mahasiswa yang menyampaikan 11 tuntutan utama kepada pemerintah dan DPRD. Di antara tuntutan tersebut adalah penyelesaian masalah pelanggaran HAM, pengesahan RUU perampasan aset, dan penegasan netralitas ASN serta TNI-Polri dalam Pilkada 2024.
Tidak hanya soal politik, para mahasiswa juga menyoroti isu lingkungan di Kota Salatiga, terutama terkait masalah sampah yang hingga kini masih belum tertangani dengan baik. “Kami ingin pemerintah lebih serius menangani masalah lingkungan yang terus berlarut-larut, khususnya problem sampah di Salatiga yang semakin memburuk,” kata Rizki.
Aksi demonstrasi tersebut semakin memanas ketika para peserta berhasil menerobos gerbang kantor DPRD dan secara simbolis mengganti nama gedung DPRD dengan spanduk protes mereka. Ini sebagai bentuk penolakan mereka terhadap pemerintah dan DPR yang dianggap tidak mendengarkan suara rakyat.
Aksi ini diikuti oleh 11 organisasi mahasiswa, yaitu HMI, GMKI, GMNI, PMKRI, IMM, SMUD, FPPI, dan KAMMI. Mereka secara bergantian berorasi, mendesak DPRD Kota Salatiga agar merespons tuntutan mereka dengan serius. Teriakan-teriakan perjuangan untuk keadilan bagi rakyat terus digelorakan sepanjang aksi berlangsung.
Meski damai, demonstrasi tersebut tetap dipenuhi ketegangan akibat banyaknya massa yang berkumpul. Sejumlah anggota DPRD Salatiga ikut menemui para demonstran untuk mendengarkan aspirasi mereka.(deb/jan)