Mas Budi, Gagal Nyaleg, Kini Punya 23 Cabang Bebek Goreng

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG –  Namanya mas Budi. Lebih dikenal dengan sbutan mas Budi Bebek Goreng. Cakep. Muda. Energik.

Setelah gagal nyaleg bangkrut dan banyak utang. Dihina sana sini. Akhirnya buka angkringan. Dari angkringan inilah, kini berkembang pesat menjadi 23 cabang bebek goreng.

Buka cabang dimana-mana. Setiap buka ramenya luar biasa. Bebeknya empuk. Model prasmanan. Ambil sepuasnya. Tambah nasi dan sambal tidak usah membayar. Kecuali ikan.

Itulah resto Bebek dan Ayam Goreng Mas Budi. Restoran yang lagi booming di jagad kuliner. Khususnya di Semarang dan Jawa Tengah. Buka sejak awal pandemi 2019, kini sudah merajai kuliner penyetan.


Lantas apa rahasianya? “Kalau rahasia dohir kita harus rencanakan yang bagus dikelola yang bagus, bebeknya harus enak, sambalnya harus mantap. Tetapi rahasia sesungguhnya adalah kita harus yakin dan mengakui hasil semuanya itu dari Alloh. Sukses karena Gusti Alloh, gagal juga karena Gusti Alloh,”kata Setyo Budi, owner Bebek dan Ayam Goreng Mas Budi, saat podcast dengan channel youtub JatengPos TV, awal Juni 2022 lalu.

Dari podcast di angkringan Mas Budi Jln Gatot Subroto Semarang, yang juga menjadi lokasi pertama Bebek dan Ayam Goreng Mas Budi, pria 38 tahun ini menjelaskan kisah panjang jatuh bangun sebelum sukses seperti sekarang.

Baginya bercerita kisah sukses itu tidak begitu penting. Yang panting adalah bagaimana kita mengamati kisah orang sukses, lalu jatuh, lalu bangkit dan sukses lagi. Itulah yang paling penting. Disana harus kita cari sebab utamanya. Mengapa sudah hancur-hancuran kok masih bisa bangkit lagi?

Baca juga:  Pati dapat Bantuan Bencana Rp 250 Juta

“Bagi saya, penyebabnya karena seseorang itu sudah menemukan hakekat hidupnya, bahwa semua yang kita peroleh itu benar-benar karena Alloh. Kita harus yakin soal itu. Begitu juga yang sekarang coba saya yakini,”tambahnya.

Dulu, ketika belum menyakini kekuasaan Alloh, mas Budi mengaku selalu sombong. Punya usaha ini-itu merasa karena hasilnya sendiri. Toh nyatanya semua berantakan. Dia pernah punya usaha dealer motor, usaha bahan baku jamu dll hingga karyawan ratusan orang. Tetapi akhirnya jatuh bangun dengan menyisakan hutang dimana-mana.

Karena punya jiwa wirausaha, dia berusaha tidak menyerah. Bersama istri, tahun 2016 mencoba buka angkringan. Namanya Angkringan Mas Budi, di Jln Gatot Subroto, tak jauh dari rumahnya. Karena menunya enak, angkringan jadi rame. Dia mulai bangkit lagi.

“Tapi karena saya sombong, waktu itu saya pengin melompat lagi yang lebih besar. Saya bilang istri, kalau punya angkringan saja bisa menghidupi karyawan, kalau saya jadi anggota DPRD, saya bisa menolong orang lebih banyak lagi. Akhirnya saya maju caleg tahun 2019, eh ternyata gagal juga,”jelasnya.

Padahal, untuk kampanye harus hutang kemana-mana. Gagal nyaleg DPRD Kota Semarang dari Nasdem itu, dia kembali remuk redam. Ditagih orang. Dihina. Diremehkan orang-orang yang dulu bersamanya.

Baca juga:  11 Tahun Jateng Bersholawat Digulirkan, Pj Gubernur Jateng: Semoga Musibah Segera Berlalu

“Saya kembali terpuruk, uang habis, utang dimana-mana, martabat jatuh. Lalu saya merenung, kenapa parjalanan hidup saya bisa seperti ini. Akhirnya saya sadar, saya terlalu jauh dari Gusti Alloh. Sejak itu saya yakin, Gusti Alloh yang membuat saya hancur, Gusti Alloh juga yang akan membuat membuat saya sukses,”imbuhnya.

Lalu dia kembali mengurusi angkringan yang sempat ditinggalkan karena nyaleg. Setiap malam menunggui angkringan bersama istrinya, dia survei kecil-kecilan. Setiap tamu yang datang ditanya kuliner apa yang disuka. Kalau ke warung, sukanya ambil sendiri atau dilayani.

“Ada sekitar 100 orang yang saya tanya, setelah dirangking urutan pertama itu sukanya penyetan, dan lebih suka ambil sendiri layaknya makan di rumah. Begitupun saat saya tanya suka sambal apa, mereka suka sambal tomat, sambal hijau, dan korek,”kata pria yang mengaku pernah transmigrasi bersama ortunya di Kalimantan itu.

Dari survei itulah, Setyo Budi mulai buka warung bebek kaki lima di Gatot Subroto tahun 2019. Namanya Bebek dan Ayam Goreng Mas Budi. Dengan konsep tiga sambal. Prasmanan. Ambil sendiri dan sepuasnya. Ternyata warungnya rame. Setiap orang makan cocok dan pengin franchise. Tapi Budi selalu menolaknya. Merasa warungnya tidak layak dimitrakan. Karena makin banyak orang yang tertarik franchise, akhirnya dia pindah ke lokasi yang lebih besar.

Baca juga:  Jasa Raharja Gerak Cepat Berikan Santunan Kecelakaan Tol Bawen Km. 428

“Ada rarusan orang pengin franchise, akhirnya baru tahun 2021 mulai saya layani. Setiap buka baru kok rame, hingga akhirnya sekarang berkembang 23 cabang di sejumlah kota di Jateng,”jelasnya.

Menurut Budi, aturan franchise juga tidak terlalu rumit. Investor cukup menyediakan lahan berikut bangunan warung yang parkirnya cukup luas dan membeli alat dapur. Setelah lokasi cocok, barulah menyerahkan modal untuk franchise brand sekali seumur hidup. Dengan sharing hasil 55 %untuk investor, 45 % untuk manajemen Mas Budi.

“Imvestor tidak usah ikut mengelola, karena semua yang mengelola warung tim kami. Pemodal cukup duduk manis menunggu hasil atau deviden,”tambah Mas Budi.

Dengan sistem franchise, kini resto Mas Budi dengan cepat berkembang. Hanya dalam waktu satu tahun sudah 23 cabang. Di Semarang sudah ada belasan, di Solo, Jogja, Kudus, Salatiga Ungaran, Purwokerto, Cilacap, dll. Targetnya tahun 2022 ini bisa merambah Jakarta, Jawa Barat, Surabaya, Malang, Bali, dan luar Jawa. Bahkan di DKI ada investor yang ingin franchise monopoli. Tetapi mas Budi menolaknya karena ingin bermitra dengan banyak orang supaya maju bersama.

“Jangan lihat suksesnya, lihatlah saat jatuh terpuruk, lalu masih bisa bangkit lagi. Semua itu karena pertolongan Alloh,”pesanya. (jan)