Massa Mahasiswa-Pelajar Semarang Aksi Protes Polisi Tembak Mati Siswa SMK

PROTES AROGANSI: Massa membentangkan poster dan menggelar aksi teatrikal di halaman Polda Jateng, Kamis (28/11). FOTO:IST/IST/KUMPARAN

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG– Mahasiswa hingga pelajar di Kota Semarang tergabung dalam massa Kamisan Semarang #JusticeForGamma, menggelar unjuk rasa “aksi kamisan” di depan Polda Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Kota Semarang.

Ratusan massa itu terdiri dari mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip), peserta aksi kamisan, dan beberapa siswa SMK itu mulai berdemo sekitar pukul 16.50 WIB.

Aksi tersebut sebagai wujud protes atas kematian GRO (17), siswa SMKN 4 Semarang yang tewas ditembak polisi. Massa menuntut kasus ini diungkap hingga terang-benderang. Mereka melakukan orasi bergantian, juga membentangkan berbagai spanduk memprotes represivitas dan arogansi aparat.

Rombongan massa yang hadir mengenakan pakaian hitam itu sempat jalan sekitar 300 meter di Jalan Pahlawan menuju halaman Polda Jateng yang telah dipenuhi para polisi.


Baca juga:  Gelar Pasukan Pengamanan AEM, Polda Jateng Terjunkan Ratusan Personil Multi Fungsi

“Selamat datang Pak Polisi, kami datang nggak bawa senjata, kami datang baik-baik, kami hanya menyampaikan aspirasi Pak Polisi,” kata seorang mahasiswa saat tengah melakukan orasi di atas mobil pikap di halaman Polda Jateng, Kamis (28/11/2024).

Derap langkah mereka terdengar saat rombongan mendekati halaman Polda Jateng. Sejumlah poster raksasa terbentang menyuarakan protes mereka.

Beberapa poster menuliskan ‘#JusticeForGamma’, ‘Aksi Kamisan, jangan diam, jangan diam, lawan’, ‘wartawan BUKAN humas polri’, hingga ‘police everywhere justice nowhere’ yang dipasang menutupi banner Polda Jateng.

“Jangan sampai menembakkan gas air mata hanya gara-gara kami menyampaikan suara-suara rakyat yang terbungkam,” ujar mahasiswa tersebut.

Aksi kemudian dilanjutkan dengan aksi teatrikal dua orang yang menceritakan seorang polisi tengah menembak seorang warga sipil. Aksi teatrikal yang dimainkan seorang tanpa baju dan seorang dengan pakaian menyerupai polisi itu dilakukan di hadapan puluhan petugas kepolisian.

Baca juga:  Lazismu Jateng Serahkan Mobil Operasional RS PKU Muhammadiyah Demak

“Saya berdiri di depan kalian semua membawa pistol yang retak di jalanan. Rakyat menangis di tangan yang seharusnya melindungi,” ujar salah seorang yang berdandan bak polisi membawa senjata.

Ia mengacungkan senjata kepada seorang lainnya yang hanya memakai celana dan berperan sebagai warga sipil. Cairan merah lantas bercucuran dari dahinya usai tertembak.

“Korban pelajar kemarin itu bisa terjadi kepada saya, kepada teman-teman semua, tapi apakah kita takut teman-teman untuk menyuarakan suara ini?” tegasnya, dilansir dari detikcom.

“Kita akan terus mengawal sampai kasus diusut tuntas. Hidup mahasiswa! Hidup keadilan!” sambungnya. (dtc/muz)