Masuk Festival Film Nasional dan Internasional

Film Indie Karya Milenial Semarang

AKTING: Sabila Ilham Bimantara Sebagai Tirta dalam sebuah adegan dalam film "Berlabuh" karya Haris Yulianto, salah satu film karya anak muda Kota Semarang. FOTO : DOK/JATENG POS.

JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG – Capaian karya film anak muda Semarang yang berhasil masuk di Festival Film Nasional hingga Internasional, menjadi sebuah kebanggaan bagi Kota Semarang khususnya insan perfilman milenial.

Melalui Praya.id, publisis film daerah bekerjasama dengan JAPHD Office, sebuah rumah produksi film yang berbasis di Semarang, menyelenggarakan press screening, conference dan pemutaran film secara virtual.

Dalam tema “Julat Film Indie Indonesia di Kota Semarang”. Program ini terselenggara atas kolaborasi dengan Sinecovi sebagai kelompok yang fokus pada bidang ekshibisi dan apresiasi film di Kota Semarang.

“Film independen di Kota Semarang sedang berkembang pesat, hal ini dibuktikan dengan jumlah produksi film pendek yang ada di Kota Semarang. Jumlah tontonan yang meningkat idealnya dibarengi dengan penonton yang meningkat pula,” ujar Petrus selaku distributor JAPHD Office melalui Zoom Meeting, kemarin.

iklan
Baca juga:  Mbak Ita: Netralitas ASN Harus Jadi Harga Mati

Film berjudul “Berlabuh” karya Haris Yuliyanto, salah satu film yang diputarkan pada acara ini, telah berhasil masuk dalam Official Selection Indonesia Film Splash di JOGJA-NETPAC ASIAN FILM FESTIVAL 2020 (JAFF 2020).

“Film ini menyuarakan realita yang dihadapi para awak kapal. Berlabuh terinspirasi dari pengalaman pribadi karena bapak saya pelaut, itu yang mendasari saya untuk membuat film ini,” ungkap Haris.

Film kedua Haris, ”The Secret Club Of Sinners”, juga berhasil meraih 10 Besar Kompetisi Ide Cerita dalam Anti Corruption Film Festival 2020. Film ini memotret praktik korupsi yang terpaksa dilakukan oleh masyarakat kelas bawah sebagai kritik atas kerja pemerintah.

“Film ini dibuat untuk mendukung KPK dalam memberantas korupsi dan disesuaikan dengan tema kompetisi, yaitu anti korupsi,” imbuh Haris.

Baca juga:  PKS Jateng Canangkan Bulan April Sebagai Bulan Berbagi

Selain kedua film tersebut, film lainya berjudul ”Terciduk”, karya Alan Dharmasaputra Wijaya berhasil menyabet BEST ACFEST MOVIE AWARD kategori Animasi dalam Anti Corruption Film Festival 2020.

Alan mengakui bahwa proses produksi dalam film animasi ini cukup berbeda sebab membutuhkan waktu yang cukup panjang tetapi proses kreatifnya terbilang sederhana.

“Prosesnya seperti membuat sketsa kemudian tiap karakternya digerakkan. Selain karena sudah terbiasa dan background saya adalah ilustrator, jadi lebih menarik buat saya untuk mengeksplore di bidang animasi,” jelas Alan.

Kegiatan siar warta ini juga diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi terhadap hasil karya anak muda Semarang yang berprestasi dalam ajang festival film nasional dan internasional.

Baca juga:  Mulai Jumat Truk Angkutan Berat Dilarang Beroperasi

“Semoga acara ini dapat membangkitkan semangat para pembuat film independen yang ada di Kota Semarang, juga mengajak masyarakat untuk mengenal lebih dalam tentang film alternatif ini,” pungkasnya. (ucl/muz)

iklan